jpnn.com - SURABAYA – PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V mendorong penetrasi pasar produk pertamax series dengan menggandeng AccorHotels. Program kerja sama tersebut ditargetkan dapat mempertahankan penjualan pertamax series yang kini menyumbang 35 persen, sedangkan 65 persennya adalah premium.
GM Pertamina MOR V Ageng Giriyono menyatakan, penjualan pertamax series harus didorong melalui strategi khusus. Itu berbeda dengan premium yang diburu pengguna kendaraan meski dipasarkan tanpa strategi. ’’Perlu ada penetrasi untuk penjualan BBM nonsubsidi. Karena itu, kami menggandeng AccorHotels,’’ katanya kemarin (9/6).
BACA JUGA: 71 Bank Dilikuidasi LPS
Kerja sama business-to-business itu melibatkan 300 di antara 900 SPBU di Jatim. Manager Retail Fuel Marketing (RFM) Pertamina Made Adi Putra menambahkan, program tersebut setidaknya bisa mempertahankan komposisi penjualan pertamax series dibandingkan premium.
’’Kami ingin penjualan premium kurang dari 70 persen. Yang 30 persen adalah pertamax series meski sekarang realisasinya malah di bawah itu. Yakni, premium 65 persen, sedangkan pertamax series hanya 35 persen. Jadi, hal tersebut merupakan bagian dari brand awareness sekaligus strategi pemasaran yang ternyata sejalan dengan program AccorHotels Group,’’ ungkap Made.
BACA JUGA: Maskapai Tolak Monopoli Kargo Juanda
GM Novotel Sigit Budiarso pun menambahkan, sebagai hotel berjaringan di bawah AccorHotels, pihaknya sadar bahwa merek di kalangan masyarakat perlu ditingkatkan. Di Jatim, terdapat total delapan jaringan AccorHotels yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, dan Malang.
’’Segmen yang dibidik pertamax series dan hotel kami relatif sama. Yakni, kalangan menengah dan menengah atas. Apalagi, jumlah SPBU yang dimiliki Pertamina banyak dan tersebar di daerah-daerah. Jadi, hal itu bisa mengenalkan brand kami di daerah seperti Kediri, Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi,’’ ucapnya.
BACA JUGA: PGN Target Tambah 34 Ribu Pelanggan Baru
Kerja sama tersebut merupakan strategi untuk mendorong okupansi atau tingkat keterisian kamar. Pada umumnya, okupansi hotel di Jatim mencapai 50–55 persen. Okupansi diyakini naik pada semester kedua. ’
’Tidak hanya mengandalkan event, permintaan dari individual, korporasi, dan pemerintahan mulai meningkat pada semester kedua. Kami memprediksi okupansi industri perhotelan secara umum bisa naik menjadi 70–75 persen pada semester kedua,’’ tutur Sigit. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Subsidi Listrik Berpeluang Jadi Rp 59 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi