DPD: BPD Jangan Hanya Berorientasi pada Bisnis

Rabu, 24 Agustus 2016 – 02:51 WIB
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Farouk Muhammad dan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi saat seminar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (23/8). FOTO: Humas DPD RI

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Farouk Muhammad meminta Bank Pembangunan Daerah (BPD) jangan hanya berorientasi bisnis, tetapi juga perlu berkontribusi terhadap pencapaian rencana pembangunan daerah.

“Kritik kita, BPD itu (kini) lebih menempatkan dirinya sebagai pelaku bisnis, lupa bahwa BPD itu didirikan karena ada Pemda. Karena itu dia harus connect, pada waktu ia menyusun rencana kerja tahunan, coba tengok apa bunyi RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah, red),” ujar Farouk Muhammad di Mataram, Selasa (23/8) seperti siaran pers Humas DPD RI.

BACA JUGA: Kantongi Izin OJK, Corpus Ramaikan Bisnis Manajemen Investasi

Menurut Farouk, BPD saat ini harus lebih proaktif memainkan perannya sebagai salah satu lokomotif ekonomi daerah. BPD juga harus lebih inovatif dalam memberikan pelayanan perbankan.

 

BACA JUGA: DPR Minta Holdingisasi Tunggu Revisi UU BUMN

“Jangan terkungkung bahwa kami pelaku bisnis terus cari aman, takut kena korupsi. Selama transparan dan akuntabel why not (kenapa tidak),” kata Farouk.

Senator asal NTB ini juga menilai BPD masih banyak memberikan kredit konsumtif khususnya bagi pegawai negeri sipil (PNS) yang lebih aman dari sisi tingkat kredit bermasalah (NPL), dibandingkan menyalurkan kredit ke sektor produktif.

BACA JUGA: BPD SULUTGO Ikut Salurkan KPR Bersubsidi

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2016 porsi kredit produktif BPD mencapai 29,35 persen, menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 31,07 persen. Sementara sekitar 70 persen disalurkan ke kredit konsumtif.

“Coba berikan KUR (kredit usaha rakyat) ke pengusaha kecil atau kaki lima. Anda (BPD) harus berani masuk ke sana,” ujar Farouk.

Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi mengatakan, memang selama ini laba BPD terus meningkat, namun di sisi lain masih banyak keluhan masyarakat terkait peran BPD yang dinilai belum memiliki kontribusi nyata dalam mencapai pembangunan daerah.

“Tentu perlu dicari titik keseimbangan, antara entitas yang mencari keuntungan dan kiprah BPD yang bisa membantu program daerah,” ujar Zainul.(fri/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Properti Cerah, Mandiri Gelontorkan Kredit Rp 700 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler