BACA JUGA: PKB Sandingkan SBY-Ani
“Keinginan mengusung JK sebagai capres sudah tidak relevan lagi, karena suara Partai Golkar tidak signifikan dan tidak memenuhi syarat untuk mengusung capres sendiri,” tegas caleg DPR RI dari Bengkulu iniSementara Direktur Riset LSI Dodi Ambardi, ditempat yang sama mengatakan, bila JK mau menjadi cawapresnya SBY, maka yang bersangkutan harus mampu menjaga displin anak buahnya, baik di internal maupun di DPR
BACA JUGA: Soal Puan, Prabowo Janjikan Pekan Depan
“Ada kemungkinan SBY untuk tidak memilih JK bila tak bisa komandoi anak buahnya di DPR,” ujarnya.Bagi SBY dan Partai Demokrat, Golkar adalah gadis manis yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan untuk diajak berkoalisi karena secara hitung-hitungan kursi yang akan diperoleh Golkar di DPR cukup signifikan untuk menciptakan pemerintahan yang kuat.“Bukan concern utama bagi SBY untuk mencari kemenangan, tapi bagaimana mayoritas di DPR yang bisa menciptakan pemerintahan yang kuat dan menentukan
Namun, dia mengingatkan, SBY maupun PD masih menghitung-hitung untuk mengajak PG menjadi bagian koalisi menjelang pilpres 2009
BACA JUGA: HNW Paling Pas Dampingi SBY
Pasalnya, di Golkar banyak pihak-pihak yang bermain dan membuat spekulasi“Salah satunya adalah apakah PG tidak akan bermanuver lagi, terutama para anggota DPR-nya,” ujarnya.Pertimbangan lain bagi SBY dan PD untuk merekrut Jusuf Kalla sebagai cawapres adalah seberapa besar pengaruh JK di internal Golkar sendiriSebab di Golkar banyak faksi-faksi seperti Akbar Tanjung, ada faksi Agung Laksono dan lain sebagainya.
Merapat Ke Demokrat
Setelah sempat pecah kongsi dengan Partai Demokrat, saat ini semakin kongrit Partai Golkar akan kembali ke pangkuan partai yang mengusung Susilo Bambang Yudhoyono sebagai capres.
“Saat ini ada dua pilihan, yaitu bergabung atau oposisiNamun kecenderungan di tingkat bawah adalah menginginkan Golkar bergabung dengan Partai Demokrat,” ujar Rully.
Pilihan itu relatif tidak menimbulkan eforia seperti tahun 2004 laluDan hal itu untuk kepentingan bangsa ke depan, ujar bekas anggota DPR RI itu.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, partainya akan mengevaluasi keinginan mengusung calon presiden sendiriHal itu berdasarkan pertimbangkan perkembangan politik terakhir dan hasil perolehan suara pemilu yang jauh dari target beringin“Tentu harus ada evaluasi dimana kami tidak mencalonkan presiden lagi, tapi sebagai calon wakil presiden,” katanya.
Perhitungan Agung bahwa berat bagi Partai Golkar dapat mengusung calon presiden sendiri karena perolehan sementara pemilu yang diraih partainya hanya berkutat di angka 15 persen suara secara nasionalPadahal Golkar semula memasang target 30 persen suara secara nasional sehingga percaya diri untuk mengusung calon dari internal partai.
Menjawab pertanyaan siapa kandidat yang tepat untuk maju menjadi calon wakil presiden? Agung menegaskan, Jusuf Kalla merupakan kandidat yang paling tepatSebab selama ini ia telah memiliki pengalaman sebagai wakil presiden, mendampingi Presiden SBY“Namun, itu terserah ke Susilo Bambang Yudhoyono (calon presiden dari Partai Demokrat), dia yang menetapkan,” kata dia.
Mengenai apakah Rapat Konsultasi Nasional Partai Golkar yang berlangsung malam ini akan membahas capres, cawapres dan koalisi partai menuju pilpres, Agung mengatakan kemungkinan hal itu akan disinggung jugaNamun, rapat konsultasi itu belum akan memutuskannya.
Dalam rapat konsultasi, kata Ketua DPR RI itu, Jusuf Kalla kemungkinan besar akan memberikan penjelasan kepada para petinggi-petinggi partai tingkat daerah tentang perkembangan politik akhir-akhir ini.
“Terlebih pasca pemilu, Partai Golkar hanya menempati tempat kedua atau ketiga setelah DemokratBerarti harus kami evaluasi kebijakan sebelumnya,” kata Agung Laksono(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saksi Korupsi Jadi Primadona di Pemilu Legislatif
Redaktur : Tim Redaksi