DPR Anggap BNN Gagal Endus Jaringan Narkoba

Diberi Alat Penyadap, BNN Hanya Garap Pemakai

Jumat, 08 Maret 2013 – 01:45 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III Almuzzammil Yusuf mengharapkan Badan Narkotika Nasional (BNN) mampu menjadi lembaga pemberantasan narkoba  yang terukur dan berdampak positif bagi bangsa dan negara ini. Sebab, narkoba merupakan zat paling berbahaya karena menyerang nyawa, fisik, mental, dan akal para pecandunya dan dikelola secara rapi oleh mafia internasional.

"Saya dan mungkin juga publik sangat berharap banyak ke BNN agar bisa menjadikan pemberantasan narkoba menjadi gerakan nasional yang terukur dan bermanfaat bagi bangsa dan negara ini," kata Almuzzammil Yusuf, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (7/3).

Almuzzammil mengatakan korban narkoba saat ini sudah mencapai 4,5 juta orang, mayoritas anak-anak dan remaja serta menimbulkan kerugian materil mencapai Rp48 triliun per tahun.

”Kami menantang BNN agar bekerja lebih keras untuk menjadikan pemberantasan narkoba menjadi gerakan nasional yang massif dengan melibatkan pejabat negara, parpol, LSM, akademisi, mahasiswa, ulama, dan tokoh masyarakat,” harapnya.

Dikatakannya, ASEAN pada 2015 sudah bertekad bersih dari peredaran narkoba. "DPR berkomitmen untuk mewujudkan visi ASEAN 2015 tersebut dan menjadikan BNN sebagai garda terdepan melaksanakannya.

Lebih lanjut Muzzammil membandingkan kinerja BNN dengan Badan Intelejen Negara lainnya seperti KPK yang berhasil menangkap koruptor dengan strategi penyadapannya, serta Densus 88 yang berhasil melumpuhkan teroris dengan serangannya di tempat yang berbeda-beda di wilayah Indonesia.

"Kinerja KPK dengan penyadapan sudah terpublish luar biasa di media dengan menangkap para koruptor di kalangan pejabat negara. Densus 88 dengan penyadapan juga sangat luar biasa berantas teroris dengan cara menangkap orang-orang di tempat yang tersebar. Kenapa BNN terlihat lebih senyap?," tanya politisi PKS itu.

Seharusnya semua jaringan bandar narkoba di lembaga pemasyarakatan bisa segera dibongkar dengan cepat melalui penyadapan yang dilakukan oleh tim intelijen BNN terhadap mereka. “Tapi BNN terlihat sulit melacak pengedar narkoba di lembaga pemasyarakatan,” imbuhnya.

Masih menurut Muzzamil,  dengan terungkapnya kasus narkoba yang melibatkan Raffi Ahmad, BNN mestinya dapat mengetahui gembong narkoba yang selama ini memasok para artis dan anak-anak muda.

"Tapi ternyata yang diungkap hanya para pemakai saja. Dari sudut ini kerja penyadapan BNN kurang sukses karena belum sampai menyadap bandarnya," kata anggota DPR dari Lampung itu. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Diminta Tak Tutup Mata soal Aspirasi di Sumbar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler