DPR Bermimpi seperti Parlemen Amerika

Kinerja Lembaga Riset Jauh dari Memuaskan

Senin, 30 April 2012 – 07:07 WIB

JAKARTA - Ada banyak alasan di balik belum maksimalnya performa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah satunya, sistem pendukung untuk mendongkrak kinerja dewan juga lemah. Anggota Kaukus Amerika Serikat (AS) dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari memimpikan parlemen di Indonesia ke depan bisa sekuat parlemen di Negara Paman Sam itu. Khususnya dalam hal supporting data dan analisis.

Eva prihatin dengan keberadaan Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) yang dimiliki DPR saat ini. Menurut dia, lembaga yang berada di bawah Kesekretariatan Jenderal (Kesetjenan) DPR tersebut belum banyak berperan dalam menunjang kinerja para anggota parlemen. "Ironis. Apalagi jika dikaitkan dengan besarnya kekuasaan DPR pasca revisi UUD 1945," tandas Eva.

Harapan Eva muncul setelah dirinya melakukan diskusi dengan Congressional Research Service (CRS) pada 25 April lalu. Dia mendapatkan pelajaran berharga. "(Diskusi itu) telah membuka mata kami betapa kurang memadainya sistem pendukung di DPR," ungkapnya.  

Eva memaparkan, sejak dibentuk oleh UU pada 1914 dan direvisi pada 1970, CRS memiliki tugas pokok dan fungsi utama pada penyediaan analisis. Lembaga tersebut memberikan pelayanan tunggal ke Kongres AS. Berdasar tugas itu, CRS secara terus-menerus menyediakan bantuan analisis objektif. Analisisnya bersifat konsultatif, rahasia, otoritatif, dan langsung ke para politikus.

"Meski mereka secara rutin meng-upload hasil analisis di website, para politikus bisa minta analisis isu, brifing, dan konsultasi pribadi dari para peneliti tersebut," ujar Eva.

CRS digawangi 340 analis dan 100 profesional di bidang informasi. Per tahun lembaga itu menghasilkan 750 laporan atas permintaan pribadi politisi sembari terus aktif melakukan riset. Ada sekitar 2.000 riset yang terlaksana per tahunnya. "Bandingkan dengan manajemen P3I di kesetjenan yang pelayanannya kurang dirasakan anggota-anggota DPR," ungkap Eva.

Bukan saja periset yang jumlahnya amat sedikit, pelayanan P3I juga belum dapat diakses langsung oleh anggota DPR. "Kaukus Amerika setuju perlu mereformasi Kesetjenan DPR sehingga pegawai P3I bisa lebih profesional sebagai pegawai parlemen, bukan pegawai Kesetjenan DPR," tuturnya. (dyn/c9/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasyim Muzadi Restui Foke-Nara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler