jpnn.com, JAKARTA - Komisi VI DPR RI memastikan Citilink akan masuk dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata (Indonesia Aviation and Tourism Holding Co) yang tengah dibentuk oleh pemerintah.
Masuknya maskapai penerbangan LCC (low cost carrier) ini akan menggantikan induknya, Garuda Indonesia yang masih dalam proses restrukturisasi atas sejumlah kewajiban kepada para kreditur.
BACA JUGA: Gandeng SiCepat Ekspres, Citilink Gratiskan Tes PCR untuk Penumpang,
Herman Khaeron, anggota Komisi VI DPR RI mengatakan bahwa Citilink bukan saja lowcost carrier, tetapi BUMN angkutan udara yang masih untung selama pandemi.
"Masuknya Citilink dalam holding sangat mendukung program kepariwisataan,'' ujar Herman Khaeron di Jakarta, Senin (16/8).
BACA JUGA: Linkmiles, Program Keanggotaan Khusus dari Citilink
Selain keuangan Citilink yang sehat, kata dia, perusahaan ini merupakan anak usaha Garuda. Sementara Garuda belum masuk di tahap 1 holding karena dalam proses restrukturisasi kewajibannya.
"Menurut saya financial strategy, karena Citilink sebagian besar kepemilikan diambil oleh Indonesia Aviation and Tourism Holding Co yang sumber anggarannya dari PMN. Sisi lain Garuda mendapatkan suntikan dana atas pengambilalihan saham tersebut,'' ujar politikus Partai Demokrat ini.
BACA JUGA: Citilink Hadirkan Royal Green, Penerbangan Ekonomi Rasa Eksklusif
Herman mengatakan, langkah ini merupakan cara dan langkah Kementerian BUMN menyelamatkan Garuda.
"Saat ini, Garuda harus melakukan pengetatan, restrukturisasi utang, dan renegosiasi dengan para lessor, agar mampu memberikan kepercayaan kepada publik, karena Garuda sebagai BUMN yang sudah IPO,” jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Edwin Hidayat Abdullah, yang juga Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Aviasi ini mengatakan pertimbangan masuknya Citilink ke holding karena anak usaha Garuda.
"Citilink kan anak Garuda. Sementara Garuda belum masuk di tahap 1 holding karena dalam proses restrukturisasi kewajibannya," kata Edwin dikutip Minggu (15/8). (cuy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan