JAKARTA--Komisi III DPR melakukan kunjungan spesifik ke Bima yang akan dilanjutkan ke Papua, Selasa (24/1). Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsy mengatakan kunjungan spesifik ini untuk mengungkap persoalan yang terjadi di dua daerah tersebut.
Ia mengaku memiliki beberapa catatan khusus tentang Bima, seperti yang telah saya sampaikan kepada Komnas HAM. Laporan yang masuk ke dirinya dan temuan yang dimiliki Komnas memang identik. "Namun sayang Komnas tidak berani mengkategorisasikan persoalan Bima sebagai pelanggaran HAM berat," kata Aboe, Selasa (24/1).
Dijelaskan Aboe, kasus di Bima bukan bentrokan antara masyarakat dengan aparat, karena pelaku aksi sama sekali tidak memberikan perlawanan. Bahkan sebenarnya sudah ada titik temu atas persoalan ini. Memang tidak masuk akal, kenapa masyarakat yang sudah give up masih saja dipukul, ditendang, dipopor bahkan ditembak. "Ini yang akan kita investigasi," tegasnya.
Pihaknya akan klarifikasi, mengapa Perkap Nomor 16 Tahun 2006, Perkap Nomor 8 Tahun 2010, bahkan protab Nomor 1 2010 tidak dilaksanakan oleh aparat di lapangan."Saya kira, juga perlu saya klarifikasi kenapa aparat memakai senapan serbu saat menangani pengunjuk rasa," terangnya.
Menurut dia, bila diperhatikan dari dokumentasi yang ada, polisi sudah mengokang senjata sejak maju mendekati warga. Kata Aboe, ada yang membawa Revolver Pen 38, senapan serbu M 16 A2 (Colt Amerika, Kaliber Pen 22/ 5,56 MM), ada pula yang memakai senapan serbu AK 101 (Lisensi China Kaliber 5,56 MM), selain itu juga
terlihat ada yang membawa SS-1 keluaran Pindad Kaliber 5,56 x 45 mm.
"Ini sebenarnya pasukan disiapkan untuk menangani huru hara atau untuk pembantaian? Masak menangani unjuk rasa pakai senapan serbu," kata politisi PKS itu tak habis pikir.
"Kita ingin gali persoalan itu langsung dari lapangan. Ini merupakan bentuk kerja kita dalam menjalankan fungsi pengawasan," tegasnya.
Dia berharap, semua pemangku kepentingan bisa ditemui. "Dan memberikan jawaban sesuai apa adanya," tuntasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Incumbent Incar Golkar dan Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi