"Kalo saya melihatnya tidak ada sabotase, itu masalah kecerobohan saja," kata Hasanudin, kepada wartawan, di gedung parlemen, di Jakarta, Selasa (2/10). "Misalnya kita memasang walpaper saja itu bisa kebakaran, itu belum dicek. Karena seharusnya kapal tempur itu harus ada blok-bloknya," tambah Hasanudin.
Dijelaskan Hasanudin, kalau blok itu hancur dan rusak maka harus diganti dengan yang baru. Dicontohkan, bila rusak karena tertembak juga harus dicabut dan diganti yang baru. "Termasuk blok itu ada sistem pemadam kebakarannya. Tetapi itu tidak ada dan belum terpasang. Jadi menurut saya itu ceroboh," kata Hasanudin.
Dia menegaskan, pihaknya akan terus mengikuti dan menunggu hasil investigasi. "Dan yang pertama uang sebanyak Rp114 miliar harus kita selamatkan," ujarnya.
Menurutnya, Komisi I DPR, akan memanggil PT Lundin Industry Invest kontraktor pembuat kapal untuk menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. "Kok belum final sudah diuji coba dan sebagainya," kata dia.
Seperti diketahui, KCR KRI Klewang milik TNI AL yang baru diluncurkan pada 31 Agustus 2012 lalu dari galangan kapal PT Lundin Industrty Invest, Banyuwangi, ludes terbakar Jumat (28/9) sore. Tidak satupun barang dari kapal yang kini bersandar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi itu berhasil diselamatkan.
Belum diketahui secara pasti penyebab terbakarnya kapal perang jenis Trimaran milik TNI AL yang konon tercanggih ini. Saat kapal perang ini terbakar, sebenarnya masih dalam proses finishing. Puluhan pekerja, hingga kemarin masih ada yang memasang mesin. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Umar Akui Ada Uang Pengganti Transport
Redaktur : Tim Redaksi