jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menilai pertemuan menteri luar negeri dari negara-negara ASEAN beberapa waktu lalu merupakan langkah strategis dalam membuat ruang konsultasi dan dialog terkait isu Myanmar.
Menurutnya, pertemuan tersebut sangat penting dalam usaha meredakan krisis politik yang sedang terjadi di Myanmar, khususnya dari aspek kemanusiaan.
BACA JUGA: Israel Menzalimi Imam Besar Masjid Al Aqsa, Azis Syamsuddin Bereaksi Keras
“Kami harapkan Indonesia bersama-sama ASEAN agar terus melakukan dialog dan komunikasi intensif dengan pihak Myanmar sesuai dengan norma-norma Piagam ASEAN, sehingga demokrasi dan hukum dapat kembali sebagaimana mestinya di Myanmar,” kata Azis, Jumat (12/3).
Pimpinan DPR RI yang membidangi koordinasi politik dan keamanan menjelaskan shuttle diplomacy yang dilakukan Indonesia merupakan langkah-langkah yang perlu di apresiasi. Menurut dia, hal ini karena Indonesia memandang Myanmar sebagai bagian dari keluarga sendiri dan keluarga besar ASEAN.
BACA JUGA: Wakil Indonesia di ASEAN Sebut Kebrutalan Militer Myanmar Terencana dan Terkoordinasi
“Mari kita (Indonesia) implementasikan semangat Piagam ASEAN dan nilai-nilai prinsip demokrasi global agar pemerintahan Myanmar dapat kembali pulih sebagaimana mestinya. Sebagai keluarga besar ASEAN, kita akan selalu ada untuk masyarakat Myanmar,” katanya.
Politikus Partai Golkar itu merasa prihatin atas situasi yang terjadi di Myanmar. Baik itu situasi politik maupun tindakan kekerasan yang terjadi terhadap masyarakat sipil. “Semoga situasi di Myanmar segera pulih,” harapnya.
BACA JUGA: Anak Jenderal Myanmar Punya 6 Perusahaan, Semuanya Disikat Amerika
Azis mengimbau semua pihak dapat menahan diri sampai proses demokrasi kembali pulih.
"Bentuk tindakan kekerasan yang terjadi di Myanmar tidak dapat dibenarkan, ASEAN harus terus mengupayakan berbagai cara dalam menjadi fasilitator melalui dialog agar isu Myanmar tidak berkembang menjadi tensi geopolitik yang lebih besar," ujarnya. (boy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy