DPR Sarankan TNI Cari Pembanding Leopard

Minggu, 26 Februari 2012 – 22:44 WIB

JAKARTA - Pemerintah dan Mabes TNI AD diminta tak terburu-buru membeli tank Leopard bekas dari Belanda. Lebih baik jika pemerintah memanfaatkan keberadaan Atase Pertahanan di Kedutaan Besar RI di luar negeri, untuk mencari tank-tank yang lebih sesuai untuk medan tempur di Indonesia.

Anggota Komisi I DPR, Tjahjo Kumolo, menyatakan bahwa sikap keukeuh TNI AD untuk membeli Leopard bekas dari bekas penjajah itu sangat sulit dimengerti. "Kenapa TNI AD begitu ngotot dengan pembelian Tank Leopard dengan segala kejanggalannya jika nanti harus dioperasikan di wilayah kepulauan NKRI," kata Tjahjo, Minggu (26/2) malam.

Menurutnya, Belanda saja saat ini sudah menganggap Leopard tak efisien lagi. Sebab, banyak tank yang lebih ideal dan harganya juga lebih murah.

Tjahjo menyebut sederet jenis tank yang saat ini masih dioperasikan Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) seperti M2 Bradley yang berbobot 22,6 ton, semi amfibi dan punya reputasi di medan rimba Vietnam hingga Afghanistan. Ada pula jenis M113A2 berbobot 11,3 berdaya angkut 11 prajurit yang juga juga semi amfibi. Tank yang awalnya dikembangkan oleh Food Machinery Corp (FMC) itu kini dipakai di medan tempur yang tersebar lebih dari 50 negara.

Menurut Tjahjo, para Atase Pertahanan (Athan) maupun utusan Kementrian Pertahanan dan TNI AD hendaknya bisa berburu info tentang tank yang lebih sesuai dengan kondisi geografis NKRI, sekaligus murah dari sisi harga. "Kan bisa hunting info di negara-negara produsen atau pengguna," cetus Sekjen PDI Perjuangan itu.

Namun jika menilik dari sikap ngotot pemerinah maupun TNI AD, Tjahjo malah merasa curiga. Bisa jadi, ada agenda lain di dibalik pembelian itu terutama agar pemeirntah bisa mendapt tambahan hutang luar negeri. "Apakah syarat pemerintah RI mendapatkan pinjaman itu harus beli-beli yang belum tentu pas buat kita?" pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayoritas Publik Ingin Kewenangan DPD Ditambah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler