DPR: Tak Level Sandingkan CPO dengan Minyak Nabati AS

Rabu, 29 Februari 2012 – 22:44 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR Erik Satrya Wardhana mengatakan tidak level mempersandingkan minyak bunga matahari dan minyak kanola produksi Amerika Serikat dengan Crude Palm Oil (CPO) produksi sawit Indonesia.

"Kalau dipersandingkan head to head, minyak bunga matahari dan minyak kanola produksi Amerika Serikat dengan CPO produksi sawit Indonesia, nggak level karena minyak sawit jauh lebih unggul produktifitas dan turunannya," kata Erik Satrya Wardhana, usai diskusi, bertema “Prospek Industri Sawit 2012” di pressroom DPR, gedung Nusantara III, Senayan Jakarta, Rabu (29/2).

Karena tidak level, lanjut Erik, makanya AS dengan cara mereka melindungi produsen minyak nabati negara itu dengan melakukan kampanye negatif terhadap produk sawit dan turunannya.

Bahkan dirinya membenarkan langkah yang dilakukan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, yang menjawab secara ilmiah apa yang dipertanyakan AS terhadap CPO Indonesia.

“Ini yang harus kita sikapi. Kita harus cantik. Saran saya lobi itu harus ditempuh dengan semua langkah, mulai soft lobby sampai hard lobby. Hard lobby misalnya kita memiliki cara itu ya kita lawan dengan cara yang sama misalnya menolak produk AS,” saran politisi Partai Hanura itu.

Menurut Erik, Indonesia adalah negara produsen dan ekspotir CPO terbesar di dunia. Bahkan ekspor CPO dan turunannya pada 2010 mencapai 15,6 juta ton.

Apalagi, produksi CPO Indonesia dalam 10 tahun terakhir terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 12 persen per tahunnya. Pada 2011, produksi CPO Indonesia telah mencapai 23,5 juta ton pertahun, sebagaimana data sawit dari Kementerian Pertanian.

“Dengan produktivitas yang sebesar 1,5 ton per hektar per tahun di tahun 2012 ini, maka setiap tahun perkebunan rakyat menyumbang 5,3 juta ton CPO atau sekitar 22 persen dari produksi CPO nasional,” paparnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Daerah Antre Rumah Murah untuk PNS

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler