DPRD DKI Minta Kejaksaan Usut Pembangunan Koridor XIII

Kamis, 19 Januari 2017 – 10:47 WIB
Salah satu halte di koridor XIII. Foto: Indopos

jpnn.com - jpnn.com - DPRD DKI menemukan inidikasi pelanggaran dalam proyek pembangunan infrastruktur Transjakarta Koridor XIII (Ciledug-Kapten Tendean). Hal itu jadi temuan Komisi D saat melakukan kunjungan ke Halte Tandean-Ciledug, Selasa (17/1).

"Berdasarkan kunjungan kami di lapangan penyedia jasa, PT Adikarya dan 8 perusahaan lainnya sudah menyalahi aturan kontrak kerja sama yang sudah disepakati oleh pemda dan kontraktor. Dalam MoU seharusnya diselesaikan dua tahun sejak 15 Desember 2014 lalu, pada kenyataannya hingga kini waktu yang sudah ditetapkan tidak kunjung selesai pengerjaannya," ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI, Abdul Ghoni, Rabu (18/1).

BACA JUGA: Asyik..Rawa Buaya-Harmoni Cuma 35 Menit

Menurutnya, dengan adanya keterlambatan waktu pengerjaan oleh kontraktor harus mendapatkan pinalti.

Selain itu, hasil peninjauan yang dilakukan di lapangan, pengerjaan halte dan jembatan untuk pengguna busway tidak sesuai dengan spesifikasi.

BACA JUGA: Transjakarta Punya Rekor Baru untuk Jumlah Penumpang

"Penegak hukum tidak boleh membiarkan, harus ada audit terhadap sembilan kontraktor yang mendapatkan proyek pengerjaan. BPK dan Kejaksaan harus memanggil perusahaan-perusahaan yang memiliki kepercayaan mengerjakan proyek, walau pun saat ini ada perpanjangan waktu hingga 50 hari," ujar anggota Komisi D DPRD DKI itu.

Dia menambahkan, pertanggungjawaban oleh penyelenggara harus dikejar oleh penegak hukum. Karena dikhawatirkan jika dilakukan pembiaran atas kesemerawutan pembangunan Transjakarta akan menimbulkan masalah dikemudian hari.

BACA JUGA: Pelanggan Butuh Kesiapan, One Man One Ticket Ditunda

"Dengan anggaran Rp 2,5 triliun, pengerjaan infrastruktur harus sesuai dengan harapan. Apalagi kita juga menemukan adanya sejumlah tangga yang disediakan untuk pengguna busway tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Bisa dibayangkan jika pengguna usia 60 tahun harus menaiki tangga setinggi 15-20 meter. Harusnya dengan anggaran Rp 2,3 triliun bisa digunakan fasilitas eskalator untuk pengguna busway," bebernya.

Belum lagi, hasil kunjungan dewan pun menemukan adanya persoalan besi penyanggah yang digunakan untuk jembatan pengguna busway. Dikhwatirkan, akan mengalami masalah disaat angin kencang dan hujan deras datang.

"Penopang jembatannya kami lihat sangat mengkhawatirkan karena agak bergoyang ketika kami berada diatas jembatan. Dan itu sangat berbahaya," ujarnya.

Selain itu, dewan memandang perlunya pemda membuka secara transparan terhadap dana CSR yang diduga masuk ke kas daerah dalam pembangunan Tranjakarta.

Karena pembangunan halte transjakarta koridor XIII terintegrasi dengan MRT, pasar dan apartemen-apartemen yang dilintasi.

"Kalau ada dana-dana dari itu maka harus dibuka seluas-luasnya. Apakah itu triwulan atau pun setiap enam bulan. Kita minta diaudit semua perusahaan yang berkecimpung dalam pembangunan transjakarta koridor XIII," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan Transjakarta koridor IXX siap beroperasi tahun ini.

"Diharapkan Juni 2017 sudah bisa beroperasi, syukur-syukur tepat hari ulang tahun Jakarta, 22 Juni, sudah bisa diresmikan," ucap Budi di gedung Bina Marga, Jatibaru, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Keberadaan koridor baru itu akan melengkapi 12 koridor yang telah lebih dulu hadir melayani penumpang di Jakarta.

Jalan layang sepanjang 9,4 kilometer itu akan khusus dilintasi Bus Transjakarta dengan 12 halte penumpang. Sebanyak seratus bus akan melayani penumpang di koridor ini.

Diharapkan, dengan adanya koridor baru ini, sekitar 40 ribu penumpang per hari akan diangkut dari pinggiran Jakarta ke tengah kota. Adapun ukuran bus yang digunakan adalah yang panjangnya 12-13 meter.

Bus yang melintasi koridor ini tak akan sama dengan bus gandeng yang selama ini melayani penumpang di koridor lain karena jalur yang dilewatinya melayang. Koridor ini, ujar Budi, akan beroperasi dari pukul 05.00 sampai 23.00 WIB dengan pembayaranfull e-ticketing.

Adapun akses calon penumpang ke halte saat ini hanya akan menggunakan tangga biasa. Tangga menuju halte ini kelak akan ditambah eskalator, terutama di halte CSW, Cipulir, dan Tirtayasa.

Sedangkan halte yang mendapat tambahan lift adalah halte Velbak, CSW, Pasar Kebayoran Lama, dan Halte JORR. "Pembangunan liftuntuk mengakomodasi kenyamanan pengguna Transjakarta, terutama wanita hamil, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas," tandasnya. (wok)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Imbas Sidang Ahok, Layanan Bus Transjakarta Sampai...


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler