jpnn.com, JAKARTA - Ketidakjelasan rute proyek Mass Rapid Transit (MRT) Fase II jadi sorotan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
Seperti diketahui, rute MRT Fase II sudah dua kali mengalami perubahan, mulai dari Bundaran HI-Kampung Bandan menjadi Bundaran HI-Ancol Timur, dan kini Bundaran HI-Pulau K.
BACA JUGA: DKI Kebut Pembebasan Lahan untuk MRT di Cipete
Anggota DTKJ, Izzul Waro mengaku terkejut mendengar adanya perubahan rute MRT Fase II yang dari rencana awal hanya sampai Kampung Bandan.
Sebab, penetapan rute awal proyek ini sebelumnya telah melewati kajian kelayakan studi, baik demand penumpang, dampak ekologis dan ekonomi.
BACA JUGA: Targetkan Fase Kesatu MRT Rampung 90 Persen Tahun Ini
"Kita harap perpindahan rute di luar rencana awal dibatalkan dan kembali fokus menyediakan lahan di Kampung Bandan," katanya, Sabtu (18/3).
Izzul mengatakan, rencana awal pembangunan rute proyek MRT Fase II Bundaran HI-Kampung Bandan masih bisa dilaksanakan.
BACA JUGA: Proyek MRT Fase Kedua Habiskan Rp 31,6 Triliun
Mengingat, di Kampung Bandan ada lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang bisa dikerjasamakan.
"Memang tidak mudah dan butuh waktu dalam menyelesaikan lahan. Tapi kalau menyerah dan memutuskan pindah tanpa melalui kajian, itu sangat disayangkan," ujarnya.
Menurut Izzul, perubahan rute yang dilakukan tanpa melalui kajian akan membuat perencanaan proyek tersebut menjadi tidak jelas.
Selain itu juga mengakibatkan uang negara yang dikeluarkan makin besar dan tidak sebanding dengan demand penumpang.
"Ini kelemahan Pemprov DKI Jakarta yang tidak melibatkan elemen masyarakat di dalam proyek pembangunan. Padahal, kami di DTKJ ada unsur masyarakat, tetapi tidak tahu kenapa MRT Fase II berubah-rubah rencana," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perubahan Rute MRT Disoal Dewan
Redaktur & Reporter : Adil