MEDAN-Ricardo Jefri Sitorus (27), salah satu korban yang tewas di bakar massa di Desa Sei Glugur, Kutalimbaru, Minggu (26/2) malam kemarin disebut anggota Badan Intelijen Negara (BIN). Keterangan ini didapat dari hasil pemeriksaan rekan korban yang berhasil lolos malam itu. "Salah satu korban yakni RJS merupakan anggota BIN, keterangan ini kita peroleh dari hasil pemeriksaan beberapa teman korban yang berhasil melarikan diri ke dalam hutan," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso, pada wartawan di ruang kerjanya Senin (27/2) siang.
Versi polisi menyebutkan, malam itu sekira pukul 17.00 WIB Ricardo Jefri Sitorus, Christian Marco Sitorus alias Koko, Brigadir Albertus Zebua (Anggota Reskrimum Poldasu) warga Jalan Dahlia Raya No 1A Helvetia Tengah, Moses Minardo Purba (disebut-sebut sebagai Pegawai Dinas PU Kota Medan) warga Jalan Seroja III Blok XIV No 84 Perumnas Helvetia Medan dan Bambang Irawan, warga Jalan Bunga Dahlia Blok XIV No.223 Perumnas Helvetia menerima informasi dari salah satu anggota Koramil berinisial S. "Koko, Moses dan Bambang itu informan mereka," jelas Heru.
S menyebut di kawasan Kampung Merdeka, Desa Glugur Rimbun, Kec Pancur Batu ada seorang bernama Kelana yang mengedar judi toto gelap (togel). Menerima informasi itu, kelimanya menyewa mobil Kijang Innova BK 1020 HK milik seorang haji untuk menyelidiki informasi tersebut. Kemudian sekitar pukul 19.00 WIB kelimanya tiba di TKP dan melihat Kelana berada di lokasi. Menemukan target sudah di depan mata, kelimanya coba menangkap Kelana. Bukannya menyerah, Kelana langsung berteriak maling sehingga mengundang perhatian warga sekitar yang langsung berkumpul. Melihat warga datang berbondong-bondong, kelimanya langsung tancap gas dan melarikan diri.
Warga yang sudah dibakar emosi, tak mau diam dan langsung mengejar kelimanya. Kelima korban ternyata kalah cepat dengan warga, sekitar pukul 20.30 WIB saat melintas di Jl Glugur Rimbun, simpang lonceng blok H, komplek perumahan Bumi Tuntungan Sejahtera, Desa Lau Bakeri, Kec. Kutalimbaru kelimanya dihadang puluhan sepeda motor yang ditunggangi warga. "Warga langsung paksa kelima korban keluar dari dalam mobil sambil berusaha mobil dibalikkan. Setelah kelimanya keluar baru warga menganiaya kelima korban," jelas Heru.
Disela-sela massa yang beringas, Moses dan Bambang berhasil melarikan diri ke hutan yang ada di sekitar TKP. Sedangkan Brigadir Albertus Zebua, Ricardo dan Marco masih tinggal di TKP dan terus menjadi bulan-bulanan warga yang otaknya sudah terdoktrin teriakan Kelana. Melihat massa semakin beringas Brigadir Albertus langsung mengaku sebagai seorang anggota polisi. Namun, pengakuan Albertus tak dihiraukan warga yang terus menghakimi ketiganya. Oleh Kepala Desa Lau Bakeri, Brigadir Albertus diamankan dan meminta bantuan kepada Polsek Kutalimbaru. Banyaknya massa membuat nyali personil Reserse Polsek Kutalimbaru 'ciut'.
"Karena personil Polsek minim membuat warga terus menganiaya Ricardo dan Kok. Massa kemudian menyeret keduanya kebawah kendaraan yang sudah dibalikkan," tukasnya. Setelah berada disamping mobil yang sudah terbalik, mobil yang dikendarai korban kemudian dibalikkan kembali sehingga posisinya kembali seperti semula. Lalu massa membakar mobil tersebut hingga menewaskan Ricardo dan Koko.
"Keduanya tewas di TKP akibat luka bakar yang cukup parah, setelah itu kita mengamankan jasad korban untuk di autopsi di RS Adam Malik. Mobil korban juga sudah diamankan di Polresta Medan, berikut tiga orang yang selamat. Jadi itu bukan pencuri lembu," ungkap Heru.
Heru mengaku saat ini polisi sedang memburu Kelana yang memancing warga bertindak anarkis hingga menyebabkan Ricardo dan Kok tewas diamuk massa. Ditanya soal SOP tindakan warga yang anarkis, Heru mengatakan anggotanya tak ada yang melakukan tembakan peringatan. "Massa sudah terlalu anarkis," sebutnya.
Terkait statement Mabes Polri yang menyatakan dua korban tewas dibakar massa di Desa Lau Bakeri, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Raden Heru Prakoso heran. Heru mengatakan laporan terkait peristiwa tersebut sudah dilaporkan Polda Sumut ke Mabes Polri. "Ya yang saya paparkan sama kamu tadi ya itu lah yang saya laporkan ke Mabes Polri. Salah itu, mungkin beliau sedang terburu-buru," tegas Heru saat ditanya ada tidak membuat laporan ke Mabes Polri. Heru juga membantah, Ricardo Jefri Sitorus bukan anggota BIN. "Selama ini korban hanya ngaku-ngaku saja, dia bukan anggota BIN," katanya lagi.
Tewasnya dua orang dibakar yang dituding maling lembu oleh warga Desa Lau Bekeri, Kutalimbaru, hingga kini Polresta Medan masih meminta tiga korban yang melarikan diri untuk dijadikan saksi. "Tiga orang yang menyelamatkan diri kita mintai keterangannya, termasuk satu orang polisi," kata Kapolresta Medan Kombes Monang Situmorang pada Posmetro Medan kemarin (27/2) sore saat dikantornya.
Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap ketiganya. "Kita masih lakukan pemeriksaan mereka," sambungnya. Ditanya sudah adanya warga Desa Lau Bekeri yang diperiksa terkait pembakaran satu mobil inova dan 2 orang hingga tewas, perwira tiga melati emas dipundaknya ini membantahnya. "Sampai saat ini warga belum ada, masih ketiga yang melarikan diri itu," katanya.
Sedangkan adanya informasi salah satu yang tewas adalah anggota BIN, lagi-lagi pria memakai kaca mata ini menepisnya. "Kalau masalah itu, tunggu dulu. Masih dalam pemeriksaan," kata orang nomor satu dikepolisian kota Medan ini menjelaskan.
Menurutnya, ditanya sekali lagi mengenai salah seorang korban yang tewas dibakar, Monang kembali membantahnya. "Itulah saya bilang, saya lagi melakukan pemeriksaan mereka. Hasil pemeriksaan nya nanti setelah ada baru kita sampaikan," tandas Monang mengakhiri perbincangan.
Atas kejadian itu, kini Polresta Medan mengamankan barang bukti sebuah mobil Inova yang hangus terbakar dan memintai ketiga korban yang lolos dari amukan massa. Menurut salah seorang petugas di Mapoldasu, Bripka Albert Zebua masih sebulan bertugas di Reserse Kriminal Umum Poldasu. "Baru sebulan dia itu di Reskrimum, sebelumnya di Denma," kata salah seorang temannya pada Posmetro Medan. (EZA)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hilton Moriera Ditahan Polda
Redaktur : Tim Redaksi