Dua Atlet Tarung Derajat Ini Bikin Sumbar Bangga

Jumat, 07 Oktober 2016 – 03:45 WIB
Hendika dan Welly atlet Tarung Derajat Sumbar berhasil meraih medali emas di PON Jabar, September lalu. Padang Ekspress/JPG

jpnn.com - PADANG - Prestasi cabang olahraga (cabor) tarung derajat Sumatera Barat di pagelaran PON XIX/2016, Jabar, September lalu benar-benar bikin bangga.

Dua keping medali emas yang berhasil diraih Hendika dan Welly itu juga sekaligus penyelamat Sumbar untuk bisa melampaui koleksi 12 emas empat tahun silam. 

BACA JUGA: Posisi Ichsan Kurniawan Digantikan Pemain PSM Makassar

Tapi mungkin banyak yang tidak tahu, jelang keberangakatan menuju Tanah Legenda, atlet-atlet tarung derajat Sumbar justru kesulitan untuk menemukan tempat berlatih yang layak.

Bagaimana tidak, sebagai salah satu cabor yang sukses menyumbang dua medali emas untuk kontingen Sumbar, Pengprov Kodrat Sumbar justru harus berlatih di tempat latihan yang jauh dari kata layak.

BACA JUGA: Ichsan Kurniawan Susul Tim ke Tenggarong

Selama persiapan jelang PON Jabar 12 atlet dari Pengprov Kodrat Sumbar tidak bisa berlatih hanya di satu tempat. Hal itu bukan dilakukan bukan karena program pelatih, tapi karena memang tempat latihan yang tersedia sangat bergantung dengan kondisi.

Seperti saat menggunakan salah satu ruangan di Fakultas Ilmu Keolahrgaan Universitas Negeri Padang (FIK UNP), ruangan baru akan bisa digunakan ketika tidak ada mahasiswa lain yang sedang kuliah menggunakan ruangan tersebut.

BACA JUGA: Widodo Beri Tugas Khusus Bagi Pemain Korea Ini

“Tidak jarang juga, ketika sudah berlatih, anak-anak terpaksa pindah karena ruangan akan digunakan untuk perkuliahan. Alhasil, atlet harus pindah ke luar lapangan bola,” sebut Jesmi Fitriaris yang juga menjabat Sekum Kodrat Sumbar seperti diberitakan Padang Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini (7/10).

Tidak adanya tempat latihan representatif yang disediakan KONI Sumbar memaksa atlet tarung derajat Sumbar harus berlatih secara nomaden atau berpindah-pindah, mulai dari FIK UNP, GOR UNP, lapangan bola, sampai gedung serba guna komplek GOR H Agus Salim.

“Beruntung, atlet-atlet kami memiliki jiwa patriot yang sangat besar, sehingga terus berlatih, tanpa mengenal lelah dan tidak terlalu ambil pusing dengan kondisi latihan yang tidak layak tersebut,” lanjutnya.

Jesmi juga mengatakan, sebelum terjadinya kisruh kepemimpinan di KONI Sumbar sebagai induk organisasi olahraga Sumbar, Kodrat sudah menyusun program latihan mulai dari awal Januari 2016. 

Karena saat itu, mayoritas atlet berasal dari luar daerah, maka Pengprov Kodrat menginapkan atletnya di Rasaki Hotel. Namun, adanya perebutan kursi di KONI di akhir bulan April membuat atlet kembali dipulangkan ke daerah masing-masing.

“Sampai sekarang kami masih ada hutang di hotel tersebut. Yang terbayarkan baru sekitar Rp 9 juta,” teranganya.

Jesmi menambahkan, pemulangan atlet tersebut mambuat fisik atlet yang semula sudah dibangun dengan cukup baik kembali drop. Karena, dengan sebagian besar atlet yang berasal dari luar Padang membuat dia sebagai pelatih dan Pengprov kesulitan mengontrol atlet-atlet tersebut.

“Beberapa orang yang memang kuliah di Padang bisa terus berlatih bersama kami. Diantaranya, Hendika dan Welly yang berhasil meraih medali emas,. Itupun karena mereka juga kuliah di FIK UNP,” katanya.(y/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muenchen Bidik Bek Celtic untuk Gantikan Sang Kapten


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler