Dua Desa Tolak Penambangan Pasir

Kamis, 23 November 2017 – 19:04 WIB
Ilustrasi pertambangan. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, KEDIRI - Warga dua desa di Kabupaten Kediri menolak rencana penambangan pasir oleh PT Empat Pilar Anugerah Sejahtera (EPAS).

Mereka khawatir penambangan pasir di aliran sungai Sirinjing itu bakal berdampak buruk terhadap lingkungan. Misalnya, debit sumber air berkurang.

BACA JUGA: Penambang Pasir Tewas Tertimpa Batu

Mereka yang menolak adalah warga dua desa yang mengapit lokasi yang bakal ditambang. Yaitu, warga Desa Puncu dan Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.

Penolakan itu tanpa ragu diutarakan warga saat mengikuti sosialisasi yang dilakukan PT EPAS di balai kecamatan Puncu kemarin (22/11).
''Saya khawatir debit lak air (sumber air, Red) berkurang,'' ucap Subagyo, 67, warga Satak, saat mengeluarkan unek-unek dalam acara sosialisasi.

Ratusan warga datang dalam sosialisasi itu. Selain warga dan PT EPAS, juga hadir wakil dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim Yudi Iswanto dan perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.

Sedangkan warga yang hadir adalah warga dan juga penambang pasir manual asal dua desa tersebut.

Bukan hanya Subagyo yang memprotes rencana beroperasinya perusahaan tambang dengan alat-alat berat itu.

Warga yang lain pun mengungkapkan keberatan atas rencana tersebut.

Bukan hanya warga, penolakan serupa juga disampaikan para penambang pasir tradisional yang beroperasi selama ini. Mereka takut mata pencahariannya hilang.

Seperti yang diungkapkan Yono, 55, warga Satak. Dia meminta dengan tegas agar penambangan dengan menggunakan mesin tidak dilakukan di Sungai Sirinjing.

Dia takut pengerukan pasir dengan menggunakan mesin bisa membunuh mata pencaharian. (zl/fud/c4/diq/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler