RENGAT -Sejak beberapa hari ini warga Desa Tanjung Sari Kecamatan Kuala Cenaku mengalami ketakutan. Pasalnya, ada dua ekor beruang yang berkeliaran disekitar kampung, sehingga menimÃÂbulkan ketakutan saat warga hendak menjalani aktifitas kekebun ÃÂmencari nafka.
"Sudah satu pekan ini warga merasa ketakutan untuk pergi ke kebun, ÃÂkarena ada dua ekor beruang yang berkeliaran disekitar kampng ÃÂkami sambil mengaum seperti suara harimau, kamipun ketakutan," ujar ÃÂBasir (50) warga Desa Tanjung Sari.
Hal itu diungkapkannya menjawab Riau Pos, Ahad (4/2) melalui ÃÂsambungan telepon. Dikatakan, awalnya satu ekor beruang ini masuk jerat warga yang memang jerat landak. Karena banyak landak memaÃÂkan tanaman warga.
Untuk mengurangi hama landak itu, maka warga memasang jerat. ÃÂNamun tanpa diduga yang masuk jerat itu adalah satu ekor beruang ÃÂyang diduga jenis kelamin jantan. Itu terjadi sejak Senin pekan ÃÂlalu. Tapi warga tidak berani melepaskan dari jeratan karena ÃÂkuatir beruang tersebut mengamuk.
Selama beberapa hari itu pula beruang jantan itu meraung kesakiÃÂtan, bahkan satu ekor beruang betina juga ikut berkeliaran diseÃÂkitar lokasi tersebut. Kuatir terjadi sesuatu yang tidak diingiÃÂni, warga melaporkan ini ke BKSDA Rengat.
Sewaktu tim turun kelapangan, ternyata beruang terusebut sudah ÃÂlepas dari jerat. Ini terlihat dari satu telapak tangan beruang ÃÂyang masih tertinggal tali jerat yang terbuat dari kawta terseÃÂbut."Tapi sekarang masih berada disekitar kampung ini, sebab ÃÂsuaranya masih sering mengaum seperti suara harimau,"ucapnya.
Ditempat terpisah Kades Tanjung Sari, Misnanto dihubungi membeÃÂnarkan peristiwa itu. Tapi sebutnya, hal itu bukan disengaja oleh ÃÂwarga. Karena niat warga sebenarnya adalah menjerat landak yang ÃÂsering menjadi hama warga sekitar.
Menurut Kades, landak memang sering merusak tanaman warga, seÃÂhingga ada warga yang memasang jerat."Ini bukan disengaja warga, ÃÂkarena sebenarnya warga hanya memasang jerat landak, bukan berÃÂmaksud menjerat berung itu,"tegas kades.
Ia mengingatkan warga agar tetap sama-sama waspada saat hendak ke ÃÂkebun, karena mata pencaharian warga sekitar adalah dikebun karet ÃÂdan kebun sawit. Otomatis akan takut mendengar suara beruang ÃÂini.Maka perlu ada upaya untuk mengusir agar jauh dari pemukiman ÃÂpenduduk.
Saat dikonfirmasi kepada kepala KSDA Rengat, Permohonan Lubis ÃÂmembenarkan peristiwa itu. Namun disaat tim KSDA turun Ahad (4/2) ÃÂsiang ,beruang itu sudah lepas dari tali jeratan. Pihaknya menÃÂgimbau warga untuktetap mewaspadai adanya beruang yang mengaum ÃÂdisekitar pemukiman. Tapi jika tetap masuk kampung, KSDA akan ÃÂturunkan tim untuk menangkapnya.(ari/mas/jpnn)
"Sudah satu pekan ini warga merasa ketakutan untuk pergi ke kebun, ÃÂkarena ada dua ekor beruang yang berkeliaran disekitar kampng ÃÂkami sambil mengaum seperti suara harimau, kamipun ketakutan," ujar ÃÂBasir (50) warga Desa Tanjung Sari.
Hal itu diungkapkannya menjawab Riau Pos, Ahad (4/2) melalui ÃÂsambungan telepon. Dikatakan, awalnya satu ekor beruang ini masuk jerat warga yang memang jerat landak. Karena banyak landak memaÃÂkan tanaman warga.
Untuk mengurangi hama landak itu, maka warga memasang jerat. ÃÂNamun tanpa diduga yang masuk jerat itu adalah satu ekor beruang ÃÂyang diduga jenis kelamin jantan. Itu terjadi sejak Senin pekan ÃÂlalu. Tapi warga tidak berani melepaskan dari jeratan karena ÃÂkuatir beruang tersebut mengamuk.
Selama beberapa hari itu pula beruang jantan itu meraung kesakiÃÂtan, bahkan satu ekor beruang betina juga ikut berkeliaran diseÃÂkitar lokasi tersebut. Kuatir terjadi sesuatu yang tidak diingiÃÂni, warga melaporkan ini ke BKSDA Rengat.
Sewaktu tim turun kelapangan, ternyata beruang terusebut sudah ÃÂlepas dari jerat. Ini terlihat dari satu telapak tangan beruang ÃÂyang masih tertinggal tali jerat yang terbuat dari kawta terseÃÂbut."Tapi sekarang masih berada disekitar kampung ini, sebab ÃÂsuaranya masih sering mengaum seperti suara harimau,"ucapnya.
Ditempat terpisah Kades Tanjung Sari, Misnanto dihubungi membeÃÂnarkan peristiwa itu. Tapi sebutnya, hal itu bukan disengaja oleh ÃÂwarga. Karena niat warga sebenarnya adalah menjerat landak yang ÃÂsering menjadi hama warga sekitar.
Menurut Kades, landak memang sering merusak tanaman warga, seÃÂhingga ada warga yang memasang jerat."Ini bukan disengaja warga, ÃÂkarena sebenarnya warga hanya memasang jerat landak, bukan berÃÂmaksud menjerat berung itu,"tegas kades.
Ia mengingatkan warga agar tetap sama-sama waspada saat hendak ke ÃÂkebun, karena mata pencaharian warga sekitar adalah dikebun karet ÃÂdan kebun sawit. Otomatis akan takut mendengar suara beruang ÃÂini.Maka perlu ada upaya untuk mengusir agar jauh dari pemukiman ÃÂpenduduk.
Saat dikonfirmasi kepada kepala KSDA Rengat, Permohonan Lubis ÃÂmembenarkan peristiwa itu. Namun disaat tim KSDA turun Ahad (4/2) ÃÂsiang ,beruang itu sudah lepas dari tali jeratan. Pihaknya menÃÂgimbau warga untuktetap mewaspadai adanya beruang yang mengaum ÃÂdisekitar pemukiman. Tapi jika tetap masuk kampung, KSDA akan ÃÂturunkan tim untuk menangkapnya.(ari/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perang Kelompok, Warga Rappojawa Resah
Redaktur : Tim Redaksi