TIMIKA--Pada hari Senin (9/1) sekira jam 09.00 WIT di Mile 51, jalan poros tambang yang menghubungkan Timika dan Tembagapura di Kabupaten Mimika, Papua, sebuah kendaraan pengawas trailer PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) dengan nomor lambung LWB 01-3608, terbalik dan terbakar.
Demikian disampaikan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Wachyono ketika dikonfirmasi Radar Timika (Group JPNN) perihal peristiwa tersebut kemarin. Kombes Pol. Wachyono menyatakan penyebab terbalik dan terbakarnya kendaraan tersebut belum diketahui.
Dikatakan Kombes Pol. Wachyono peristiwa itu menyebabkan dua korban meninggal dunia, yakni sopir kendaraan, Thomas Bagensa (pengawas), dan Nasyun Nabot Simofiaref, yang berstatus sopir cargo trans port High Land. Kedua korban sempat dievakuasi ke Klinik Kuala Kencana.
Sementara itu, Juru Bicara PT Freeport Indonesia (PTFI), Ramdani Sirait ketika dikonfirmasi Radar Timika pada Senin (9/1) sore menyatakan hari Senin (9/1) kemarin sekitar pukul 09.15 pagi WIT, pihaknya menerima laporan mengenai kejadian yang melibatkan kendaraan ringan yang menewaskan dua karyawan kontraktor.
“Lokasi kejadian tersebut di sekitar Mile Post 51 di wilayah kerja kami di Papua,” kata Ramdani.
Laporan awal, kata Ramdani, mengindikasikan terlihatnya bekas tembakkan di badan kendaraan.
“Pihak polisi maupun petugas keamanan Freeport Indonesia sudah ada di tempat kejadian untuk melakukan penyelidikan. Kami mendukung penyelidikan polisi terhadap insiden tersebut dan senantiasa bersedia bekerjasama penuh dengan pihak kepolisian,” paparnya.
PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) merupakan salah satu perusahaan kontraktor PT Freeport Indonesia.
Informasi mengenai peristiwa tersebut yang diperoleh Radar Timika dari sumber lapangan Senin (9/1) kemarin, menyebutkan kedua korban dievakuasi ke Klinik Kuala Kencana.
Informasi yang diperoleh Radar Timika di lapangan menyebutkan dua korban itu sebelumnya melakukan perjalanan dari Timika menuju ke MP 52. Namun setibanya di lokasi kejadian di MP 51, terjadi insiden tersebut.
Belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait kronologis kejadian yang menimpa kedua korban, termasuk pada awal sebelum insiden terjadi. Kabarnya, setelah kejadian pihak kepolisian yang tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama Security Perusahan langsung melakukan pengamanan dan memasang pita kuning hitam di lokasi tersebut.
Informasi lainnya yang diperoleh Radar Timika dari sumber lapangan, nama kedua korban adalah Thomas Bagiarsa dan Nasyum Nabot Simopiaref. Korban ditemukan dalam keadaan mengenaskan bahkan diduga nyaris tidak dikenali. Kedua korban ditemukan bersama mobil oleh patroli security. Jenasah rencananya hari ini (Selasa, 10/1) akan dikirim ke Jakarta untuk diotopsi.
Sedangkan kondisi mobil dalam posisi miring dan hangus terbakar. Barang bukti mobil masih berada di lokasi kejadian. Mobil tersebut terletak di luar badan jalan, dalam keadaan terbalik dan jaraknya tidak jauh dari tempat kejadian.
“Ada indikasi bekas tembakan ditemukan di badan mobil, namun belum dipastikan lubang tersebut karena peluru atau benda tumpul,” ujar sumber.
Sementara itu, Kapolres Mimika AKBP Deny E Siregar ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan Senin (9/1) kemarin di ruang kerjanya, tidak memberikan keterangan terkait kejadian tersebut. Kapolres melalui ajudannya menyatakan sedang sibuk sehingga menyarankan wartawan yang sudah menunggu sekitar dua jam di ruang lobi Polres untuk bertemu Kasat Reskrim.
Kasat Reskrim Polres Mimika AKP Tony Sarjaka yang dikonfirmasi wartawan mengatakan dirinya tidak bisa memberikan komentar dengan alasan peristiwa itu menyangkut kecelakaan. “Itu kecelakaan Mas, saya tidak bisa kasih komentar, kecuali ada tindak kriminal,” kata Kasat Reskrim.
Sementara itu, pantauan Radar Timika di sekitar Chek Point Mile Post 32, Senin (9/1) siang sekitar Pukul 13.15 WIT, nampak karyawan PTFI baru turun dari Tembagapura dengan menggunakan empat unit bis yang dikawal Brimob. Para karyawan langsung turun dan berlarian ke luar chck point untuk mencari kendaraan kembali ke rumah mereka di Timika.
Para karyawan tersebut langsung bergegas mencari kendaraan angkutan untuk kembali ke Timika, sementara sebagian lagi dijemput keluarganya dengan kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua.
“Tadi kita lewat di tempat kejadian dan lihat mobil itu. Tidak tau kenapa, biasanya kita di Mile 42 sudah dapat sinyal, tetapi tadi sama sekali tidak ada sinyal sampai di dekat Mile 30 baru dapat sinyal,” jelas salah satu karyawan yang tidak mau menyebutkan namanya.
Sebaliknya kemarin sebagian karyawan dari Timika tidak bisa naik ke Tembagapura untuk bekerja, karena terbatasnya akses akibat insiden tersebut. Informasi yang diperoleh, bis yang mengangkut karyawan dari Tembagapura ke Timika, sempat belok dan tidak meneruskan perjalanan ke Timika. Namun setelah mengunggu beberapa jam, kemudian empat bis yang mengangkut karyawan tersebut kembali melanjutkan perjalanan ke Timika.
Kasus penembakan di areal Freeport tersebut menambah panjang rangkaian aksi teror penembakan oleh orang tak dikenal di areal Freeport sejak 2009. Selama tahun 2011 saja telah terjadi sejumlah kasus penembakan yang menyebabkan korban tewas dan luka-luka. (rex/qq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan tak Melaut, Ikan Laut Langka
Redaktur : Tim Redaksi