Dua Maskapai Baru Tantang Garuda

Rabu, 02 Januari 2013 – 10:30 WIB
JAKARTA - Industri penerbangan di Indonesia nampaknya akan semakin ramai tahun ini dengan hadirnya dua maskapai baru, yaitu Batik Air dan Nam Air. Keduanya akan menjadi pesaing Garuda Indonesia yang sejak lama mendominasi segmen layanan penuh (full services).

Menurut Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bhakti S Gumay, pemerintah telah menerbitkan surat izin usaha penerbangan (SIUP) bagi maskapai full services, Batik Air, pada akhir Agustus 2012 lalu. Namun untuk beroperasi, masih ada satu izin lagi yang harus dipenuhi,"Mereka harus memiliki air operator certificate (AOC)," ujarnya

Maskapai ini adalah milik PT Lion Mentari Airlines yang selama ini menjadi operator LionAir di segmen tarif murah (low cost) dan Wings Air untuk segmen pengumpan (feeder). Rencananya Batik Air akan beroperasi pada Maret 2013. Herry menegaskan bahwa Lion harus melengkapi segala persyaratan sebelum terbang,"Termasuk soal kepemilikan pesawat," sebutnya

Berdasar aturan, maskapai baru wajib memiliki minimal 10 pesawat, lima milik dan lima laiinya bisa sewa. Lion Air dikabarkan telah menetapkan dua jenis pesawat untuk operasional Batik Air, yakni Boeing 737-900 ER dan 787 Dreamliner,"Terserah pesawatnya apa, yang penting batas minimal 10 pesawat harus dipenuhi," tambahnya

Maskapai kedua yang akan ikut meramaikan penerbangan Indonesia adalah Nam Air. Nam Air adalah anak usaha PT Sriwijaya Air yang akan bergerak dalam bisnis penerbangan layanan penuh (full service) berjadwal. Itu berarti dua maskapai baru akan head to head dengan Garuda Indonesia tahun ini.

Menurut Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie, Nam Air ditargetkan bisa mulai beroperasi pada tahun ini. Maskapai ini menjadi strategi bisnis Sriwijaya Air untuk mengeruk pasar kelas atas di Indonesia yang semakin besar,"Kami sedang mengurus SIUP (Surat Izin Usaha Penerbangan) untuk Nam Air," ungkapnya.

Rencananya, maskapai ini akan mengoperasikan 20 pesawat buatan Embraer asal Brasil seharga USD 20 juta per unit untuk melayani rute domestik. Mengenai itu Chandra mengaku sudah mengirimkan personel untuk mendalami hal teknis pesawat tersebut,"Kru kami tengah menjalani pendidikan di Brasil," terangnya

Geografis Indonesia sebagai negara kepulauaan menjadi pasar yang potensial bagi maskapai penerbangan. Kementerian Perhubungan memprediksi pasar penerbangan nasional tumbuh sekitar 15-20 persen per tahun, seiring pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata enam persen setahun. (wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mulai Besok, BEI Ubah Jam Transaksi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler