Dua Mutiara Papua Jago Matematika

Sabtu, 19 Maret 2016 – 17:02 WIB
Tiga Mutiara Hitam Papua, Alvionita Kogoya, Ayu Prima Millenia Rogi, dan Oktavianus Maniani, berhasil mewujudkan impiannya di bidang matematika dan sepak bola. Foto: ISMOC for JPNN.com

jpnn.com - INDONESIA Science and Mathematic Olimpyad Challenge (ISMOC) 2016, bakal segera masuk ke tahap seleksi nasional serentak di 20 kota besar, 16-17 April nanti.

Ajang ini diselenggarakan untuk mengasah bakat-bakat terpendam para pelajar SD, SMP dan SMA dalam bidang sains dan matematika. Olimpiade ini melibatkan 25.000 peserta.

BACA JUGA: Mendikbud Jadikan Riau Provinsi Literasi

Penggagas ISMOC, Prof. Yohanes Surya mengungkapkan bahwa berbagai lomba memang sangat penting untuk membantu mengembangkan bakat-bakat pelajar Indonesia. “Seorang psikolog mengatakan bahwa 1-2% anak Indonesia itu berbakat maka bakat itu harus dikembangkan dengan berbagai lomba atau kompetisi,” tutur Yohanes.

Setelah berkali-kali berhasil mendidik pelajar Indonesia dalam menjuarai berbagai lomba olimpiade internasional, Prof Yohanes akhirnya mulai berpikir untuk mengangkat anak-anak dari daerah tertinggal pada tahun 2008. 

BACA JUGA: Mahyudin: Mahasiswa Harus Berorientasi Riset

Dia mengatakan bahwa dari 10 anak pedalaman yang ia didik di sekolah Genius, ada dua anak Papua yang matematikanya sangat menonjol hingga mampu mengalahkan anak lain yang IQ-nya 159.

“Nah ternyata mereka ini anak-anak yang hebat gak kalah dengan anak di kota besar, kemampuannya bagus,” ungkap bapak pelopor olimpiade fisika dan matematika ini. 

BACA JUGA: Simak Kata Profesor Surya tentang ISMOC 2016

Ayu Rogi dan Alvionita Kogoya, itulah dua anak dari pedalaman Papua, Ayu dari Waropen (pulau dekat Biak) dan Nita dari pedalaman Kabupaten Nduga. 

Padahal fasilitas pendidikan mereka di sana sangat terbatas. “Sekolahnya di sana pakai kayu, terus sudah keropos-keropos,” ujar Nita menceritakan kondisi sekolahnya. 

Nita berasal dari daerah terpencil dengan kondisi hutan lebat di ujung timur. Dengan bakat dan semangatnya, Nita berhasil menguasai buku matematika SD hanya dalam waktu 6 bulan dan pernah meraih medali perunggu lomba matematika di Beijing. 

Kemampuan aritmatika dan geometrinya sangat menonjol. Dia berhasil menyabet medali perunggu dalam OSN Matematika 2012 dan meraih medali emas pada lomba olimpiade sains dan matematika tingkat Asia, ASMOPS. 

Tidak hanya cerdas, dua Mutiara Papua ini sangat aktif dan berani mengutarakan pendapatnya di depan kelas meskipun umurnya masih sangat muda. Selain itu, masih banyak Mutiara Hitam Papua lainnya yang mengharumkan nama Indonesia lewat kepintarannya.

Nah lewat Lewat ISMOC 2016 dan berbagai lomba olimpiade lainnya ini, Prof. Yohanes berharap mampu mengembangkan bakat jutaan anak di Indonesia. “Saya melihat betapa hebatnya anak daerah kalau dipoles dengan baik, Indonesia punya jutaan anak berbakat dari berbagai pelosok,” tuturnya. 

Selanjutnya ia menegaskan bahwa Indonesia akan jadi negara luar biasa dengan ribuan anak hebat kalau saja mereka mendapat guru-guru yang hebat dan diajar dengan metode yang tepat. Pendaftaran kompetisi bergengsi yang boleh diikuti pelajar SD, SMP, dan SMA ini sudah dibuka sejak 1 maret kemarin. Pendaftaran online dilakukan melalui website www.ismoc.id dengan biaya pendaftaran sebesar 20 ribu rupiah. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa Ikatan Dinas Tidak Langsung jadi CPNS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler