MURATARA - Kantor Polsek Rupit sementara dibakar massa sekira pukul 17.00 WIB, Selasa (2/7). Aksi pembakaran ini diduga buntut dari tewasnya salah seorang warga bernama Herlika alias Heri (19), warga Dusun III, Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.
Informasi yang dihimpun, Heri diduga merupakan anggota komplotan perampok jalinsum yang sering meresahkan warga. Bahkan Polres Mura sudah memasukannya dalam target operasi (TO) yang juga diduga bersama dengan kakaknya, Saiful.
Kasatreskrim Polres Muratara, AKP Erlangga mengatakan tersangka Heri digrebek Timsus dan Buser di area perkebunan karet di Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit sekitar pukul 14.00 WIB. Dilokasi tersangka Heri bersama Saiful berusaha kabur saat ditangkap petugas. Bahkan tersangka Heri sempat melawan petugas dengan menembakan senpira dan terjadilah baku tembak.
"Kita sudah melakukan langkah prosedur. Karena tersangka melawan terpaksa anggota melumpuhkannya dengan timah panas hingga tewas mengenai lengan kanan dan tembus kerusuk. Sedangkan tersangka Saiful, sambung Erlangga, berhasil meloloskan diri," ujarnya.
Aksi pembakaran Polsek Rupit dilakukan sekitar ratusan massa yang diduga dari Desa Karang Anyar yang merupakan tempat tinggal Heri. Massa dengan konvoi menggunakan motor dan mobil sekitar pukul 16.30 WIB kemarin bergerak ke arah Polsek. Bahkan ada massa yang membawa jeriken berisi minyak.
Sekitar 20 menit, massa sampai dihalaman Polsek Rupit. Selang beberapa menit, sekitar pukul 17.00 WIB massa langsung beringas dan melakukan aksi pembakaran dengan menumpahkan jeriken berisi minyak keseluruh sudut Polsek lantaran kecewa tidak ada satupun anggota polisi dilokasi. Sebab Kapolsek dan anggotanya sebelumnya telah menyelamatkan diri diselamatkan warga.
Usai membakar Polsek Rupit, massa bergerak ke Polsek Rawas Ulu yang jarak tempuhya sekitar setengah jam. Di sini massa kembali melakukan pembakaran. Selanjutnya massa melanjutkan aksi pemblokiran akses jalinsum, tepatnya di depan akses masuk Desa Karang Anyar.
Aksi pemblokiran jalinsum, juga berbuntut atas aksi pembakaran dua unit mobil yang mana hingga saat ini belum jelas milik siapa. Sebab hingga pukul 21.00 WIB kondisi diwilayah Kecamatan Rupit masih mencekam dan masyarakat sekitar memilih berada di dalam rumah. (wek/awa/jpnn)
Informasi yang dihimpun, Heri diduga merupakan anggota komplotan perampok jalinsum yang sering meresahkan warga. Bahkan Polres Mura sudah memasukannya dalam target operasi (TO) yang juga diduga bersama dengan kakaknya, Saiful.
Kasatreskrim Polres Muratara, AKP Erlangga mengatakan tersangka Heri digrebek Timsus dan Buser di area perkebunan karet di Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit sekitar pukul 14.00 WIB. Dilokasi tersangka Heri bersama Saiful berusaha kabur saat ditangkap petugas. Bahkan tersangka Heri sempat melawan petugas dengan menembakan senpira dan terjadilah baku tembak.
"Kita sudah melakukan langkah prosedur. Karena tersangka melawan terpaksa anggota melumpuhkannya dengan timah panas hingga tewas mengenai lengan kanan dan tembus kerusuk. Sedangkan tersangka Saiful, sambung Erlangga, berhasil meloloskan diri," ujarnya.
Aksi pembakaran Polsek Rupit dilakukan sekitar ratusan massa yang diduga dari Desa Karang Anyar yang merupakan tempat tinggal Heri. Massa dengan konvoi menggunakan motor dan mobil sekitar pukul 16.30 WIB kemarin bergerak ke arah Polsek. Bahkan ada massa yang membawa jeriken berisi minyak.
Sekitar 20 menit, massa sampai dihalaman Polsek Rupit. Selang beberapa menit, sekitar pukul 17.00 WIB massa langsung beringas dan melakukan aksi pembakaran dengan menumpahkan jeriken berisi minyak keseluruh sudut Polsek lantaran kecewa tidak ada satupun anggota polisi dilokasi. Sebab Kapolsek dan anggotanya sebelumnya telah menyelamatkan diri diselamatkan warga.
Usai membakar Polsek Rupit, massa bergerak ke Polsek Rawas Ulu yang jarak tempuhya sekitar setengah jam. Di sini massa kembali melakukan pembakaran. Selanjutnya massa melanjutkan aksi pemblokiran akses jalinsum, tepatnya di depan akses masuk Desa Karang Anyar.
Aksi pemblokiran jalinsum, juga berbuntut atas aksi pembakaran dua unit mobil yang mana hingga saat ini belum jelas milik siapa. Sebab hingga pukul 21.00 WIB kondisi diwilayah Kecamatan Rupit masih mencekam dan masyarakat sekitar memilih berada di dalam rumah. (wek/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aceh Diguncang Gempa, Enam Orang Meninggal Dunia
Redaktur : Tim Redaksi