Dua Ribu Tentara Syria Membelot ke Jordania

Gempur Aleppo, Jet Tempur Assad Renggut Tiga Nyawa Bocah

Selasa, 25 September 2012 – 08:15 WIB
AMMAN – Kekuatan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Syria terus menyusut. Itu menyusul meningkatnya aksi pembangkangan atau pembelotan personel militernya. Lebih dari 2 ribu tentara Syria dilaporkan telah membelot ke Jordania sejak revolusi dan demonstrasi anti-Assad meletus pada Maret tahun lalu.

Jumlah personel militer rezim Assad yang membelot itu dipastikan jauh lebih besar. Sebab, banyak tentara memilih untuk membelot ke negara-negara tetangga Syria yang lain, seperti Turki.

Militer Jordania membenarkan pembelotan dari tentara rezim Assad tersebut ke negaranya.’’Jumlah pengungsi Syria yang menyeberang ke Jordania melalui jalur tidak resmi hingga Rabu lalu (19/9) berjumlah lebih dari 74 ribu jiwa. Sebanyak 2.053 orang di antara mereka adalah tentara dari berbagai tingkat atau pangkat,’’ ujar Brigadir Jenderal (Brigjen) Hussein al-Ziyud, salah seorang petinggi militer Jordania, kepada harian Al-Dustour kemarin (24/9).

Ziyud menambahkan, tentara-tentara Syria itu kemudian dibawa ke tempat-tempat khusus dengan penjagaan ketat dan maksimal. Di antara mereka, ada yang tertembak saat coba memasuki Jordania. Tembakan militer Syria tersebut sampai ke wilayah Jordania dan membahayakan tentaranya di perbatasan.

’’Insiden itu (serangan tentara Assad) membuat militer Jordania siaga dan mengambil langkah-langkah preventif. Kami terus mewaspadai perkembangan terakhir di Syria,’’ tuturnya tanpa memberikan informasi lebih lanjut.

Di antara para pembelot Syria tersebut, terdapat Perdana Menteri (PM) Riad Farid Hijab. Hijab merupakan pejabat tertinggi dalam pemerintahan Syria yang melarikan diri ke Jordania awal Agustus lalu. Sebelumnya, seorang pilot Syria mendaratkan jet tempur MiG-nya ke Jordania.

Banyak personel militer Syria, termasuk di antaranya sejumlah jenderal, membelot ke Turki. Mereka ditempatkan di sejumlah kamp khusus untuk alasan keselamatan. Di negara tetangga Syria itu, selama ini Free Syrian Army atau FSA (pasukan oposisi yang berasal dari tentara pembelot) bermarkas. Tapi, FSA kini telah memindahkan markasnya ke wilayah di dalam negeri Syria yang telah diduduki oleh kelompok oposisi.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Jordania Nasser Judeh menyatakan awal bulan lalu bahwa lebih dari 200 ribu pengungsi Syria telah melintasi perbatasan menuju Jordania sejak pecah perlawanan rakyat 18 bulan lalu. Data PBB menunjukkan bahwa jumlah pengungsi Syria di Jordania saat ini mencapai 85.197 orang. Lantas, 35.961 orang yang lain masih menunggu proses registrasi.

Syria dan Jordania berbagi wilayah perbatasan sepanjang 370 kilometer. Ratusan warga Syria melintasi perbatasan itu setiap hari dengan berjalan kaki. Mereka memilih untuk menyelamatkan diri karena menghindari kekerasan akibat bentrok antara pasukan pemerintah dan pejuang oposisi.

Lembaga pemantau Syria Observatory for Human Rights (SOHR) menyatakan bahwa korban tewas akibat perang saudara di Syria hingga saat ini telah melampaui 29 ribu jiwa. Sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. PBB menyebut korban jiwa di Syria mencapai 20 ribu orang.

Sementara itu, serangan udara militer Syria menghantam dua gedung di Aleppo kemarin. Sedikitnya, lima orang tewas. SOHR dan Komite Koordinasi Lokal (LCC) Syria, dua organisasi oposisi, menyatakan bahwa serangan yang dilancarkan jet tempur dan helicopter pasukan Assad itu menghancurkan sejumlah gedung. Dua di antaranya rusak parah.

Dalam sebuah rekaman video yang beredar kemarin, terlihat orang-orang sedang menggali reruntuhan bangunan untuk mencari para korban. Di antara lima korban tewas, tiga di antaranya anak-anak yang masih sekeluarga. Salah satu anak yang tewas adalah perempuan. Dia meninggal akibat serangan udara di Sheikh Maqsud, utara Aleppo.

Sedikitnya, 30 orang tewas dalam berbagai bentrok di seantero Syria kemarin. Sehari sebelumnya, Minggu lalu (23/9), bentrok antara oposisi dan militer Assad menelan sedikitnya 82 korban jiwa.

Gempuran militer Syria itu terjadi menjelang pertemuan Majelis Umum (MU) PBB yang berlangsung di New York, AS, hari ini (25/9). Perwakilan PBB dan Liga Arab akan menggelar rapat tertutup dan menjalin komunikasi dengan Damaskus, termasuk Presiden Assad. Utusan Khusus PBB dan Liga Arab Lakhdar Brakhimi sudah berdiskusi dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon Sabtu lalu (22/9). Keduanya sepakat bahwa krisis Syria sudah mengancam perdamaian dan stabilitas regional. (AFP/AP/RTR/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Bangkok Bentrok Karena Gangnam Style

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler