jpnn.com - SANAA - Amerika Serikat (AS) gagal menyelamatkan dua warga sipil yang menjadi tawanan Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) di Yaman. Kemarin (6/12) Luke Somers dan Pierre Korkie tewas saat pasukan Negeri Paman Sam berusaha membebaskan mereka dari tangan militan. Dua pria itu tewas dalam baku tembak militan dan militer.
"Satuan Operasi Khusus AS melancarkan misi penyelamatan di Yaman untuk membebaskan warga AS, Luke Somers, dan seorang sandera lainnya dari tangan AQAP pada Jumat waktu setempat (5/12)," terang Menteri Pertahanan Chuck Hagel dalam pernyataan tertulisnya. Dia merilis keterangan itu kemarin, saat menginspeksi pasukan AS di Kota Kabul, Afghanistan.
Pentagon menyebutkan bahwa Somers dan Korkie tewas di tangan AQAP. Kelompok militan radikal itu nekat membunuh dua sanderanya saat pasukan AS melakukan misi penyelamatan. Hagel menyatakan, militer AS melancarkan operasi pembebasan sandera setelah AQAP merilis video ancaman pada Kamis lalu (4/12). Dalam video itu, AQAP akan membunuh Somers Sabtu ini (kemarin, Red).
"Setelah melewati pertimbangan-pertimbangan penting, presiden memutuskan untuk melancarkan misi penyelamatan karena nyawa Somers terancam," ujar Hagel. Sayang, misi penyelamatan yang bertujuan mencegah pembunuhan terhadap jurnalis foto kelahiran Inggris tersebut gagal. Akhirnya, nyawa Somers tetap melayang. Korkie yang kabarnya bakal bebas hari ini juga tewas Jumat lalu.
Misi penyelamatan yang berlangsung di wilayah tengah Yaman itu juga merenggut nyawa sejumlah militan AQAP. Tidak jelas adakah serdadu AS yang tewas dalam operasi tersebut. Jumat lalu AS bekerja sama dengan pemerintah Yaman dalam misi penyelamatan Somers dan Korkie. Sebelumnya intelijen dua negara juga bekerja sama dalam menyusun skenario penyelamatan.
"AQAP berencana mengeksekusi sandera hari ini (kemarin), maka kami berusaha melakukan penyelamatan. Tapi, militan menembak mati sandera saat terlibat baku tembak dengan pasukan AS. Sandera akhirnya bebas dalam kondisi tanpa nyawa," ungkap Mayjen Ali Al Ahmadi, pemimpin pasukan keamanan Yaman. Kemarin dia membeber misi penyelamatan itu dari Kota Manama, Bahrain.
Presiden Barack Obama menyesalkan gagalnya misi penyelamatan tersebut. Tapi, dia mengapresiasi kinerja pasukannya. "Informasi yang saya terima menyebutkan bahwa nyawa Luke (Somers) terancam. Maka, setelah mendapatkan cukup masukan intelijen, saya mengizinkan militer melancarkan misi penyelamatan terhadap Luke (Somers) dan sandera lain di lokasi yang sama," katanya.
Kemarin Gift of Givers, lembaga nonprofit yang menjadi perantara dalam misi penyelamatan itu, menyatakan bahwa Korkie menjadi sandera AQAP sejak Mei lalu. Lelaki yang berprofesi guru itu diculik di Kota Taiz bersama sang istri, Yolande. Tapi, AQAP lantas membebaskan Yolande yang lantas pulang ke negara asalnya di Afrika Selatan (Afsel).
Sementara itu, Somers menjadi sandera AQAP sejak September 2013. Militan menculik pria 33 tahun tersebut di Kota Sanaa. Sebenarnya AS sudah berusaha membebaskan Somers dalam misi penyelamatan rahasia bulan lalu. Tapi, operasi tersebut gagal karena ternyata lokasi militan sudah berpindah. Jumat lalu AS kembali gagal menyelamatkan nyawa Somers.
"Keluarga besar Luke (Somers) minta supaya diberi waktu untuk menenangkan diri dalam masa duka ini," ungkap Lucy, adik perempuan Somers yang tinggal di Kota London, Inggris. Kemarin dia mengaku baru mendapatkan kabar tentang kematian kakaknya dari FBI sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Rencananya jenazah Somers segera dibawa pulang ke AS. (AP/AFP/hep/c10/ami)
BACA JUGA: Topan Hagupit Mulai Hancurkan Filipina, Jutaan Warga Terancam
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jurnalis AS Tewas Ditembak Militan Al Qaeda
Redaktur : Tim Redaksi