Dua Siswa di Tiongkok Tewas Dihajar Guru

Sabtu, 30 Maret 2013 – 11:00 WIB
BEIJING - Kekerasan dalam dunia pendidikan hingga berakibat fatal terjadi di Tiongkok. Dua murid sekolah dasar di Kota Yulin, Provinsi Guangxi Zhuang, tewas karena luka parah setelah dihajar guru yang seharusnya melindungi mereka.

Korban sempat dirawat di rumah sakit lantaran kondisinya kritis gara-gara dipukul seorang guru pria. Insiden tersebut terjadi di asrama sekolah pada Rabu (27/3) waktu setempat.
 
Kabar tragis itu baru dilansir ke media kemarin (29/3), setelah seorang sumber pemerintah lokal yang enggan disebutkan identitasnya membocorkan. Polisi Yulin telah menahan pelaku dan tengah menyelidiki latar belakang terjadinya kekerasan tersebut.

Identitas pelaku tidak disebutkan secara detail. Hanya, polisi mengungkapkan nama panggilan guru tersebut Liu.
 
Seperti dilansir Xinhua, kedua korban masih duduk di kelas V SD. Meski usianya tidak disebutkan, rata-rata bocah kelas V di Tiongkok berumur sebelas tahun.
 
Kekerasan yang menargetkan anak-anak sekolah sering terjadi di Tiongkok. Insiden pada Rabu tersebut kemudian disusul peristiwa pembunuhan oleh seorang pria yang menewaskan dua orang saudaranya sendiri, adik ipar dan ibu mertuanya, di pusat bisnis Shanghai pada Kamis (28/3).
 
Pelaku, yang disebutkan nama panggilannya Zhang, bersenjata pisau kemudian menyerang secara membabi buta orang-orang di depan gerbang sekolah di Distrik Fengxian. Sebelas orang terluka sayatan pisau. Mereka adalah orang tua murid dan enam anak-anak, usia 8-10 tahun. Warga kemudian meringkus pelaku dan kemudian polisi datang menangkapnya.
 
"Ketika saya tiba di sekolah, anak-anak sudah bersembunyi di mana-mana. Mereka sangat takut," kisah seorang ayah murid di sekolah tersebut kepada China Daily. Sampai kemarin (29/3) korban luka masih dirawat di rumah sakit.
 
Sebelumnya, pada 14 Desember 2012, 22 anak-anak terluka gara-gara serangan seorang pria depresi bersenjata pisau di sebuah sekolah dasar di Provinsi Henan.
 
Pada 2010 angka kekerasan terhadap anak-anak meningkat. Polisi melaporkan, 15 anak-anak tewas dan lebih dari 80 lainnya luka-luka.
 
Para ahli menyebutkan, sebagian besar pelaku kekerasan terhadap anak-anak di Tiongkok adalah penderita depresi yang dikucilkan masyarakat. Atau, mereka yang sakit hati karena perlakuan orang dewasa lainnya. Mereka membidik anak-anak lantaran kelompok itulah yang dianggap paling lemah dan tidak mampu membalas. (cak/c10/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahkamah Agung AS Mulai Bahas Pengesahan Pernikahan Sejenis

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler