Seorang perempuan asal India yang bekerja sebagai juru masak selama dua tahun di restoran India di Adelaide tidak mendapat bayaran sementara majikannya mengancam akan mendeportasi bila ia melapor.
Pawanjeet Heir tidak mendapatkan bayaran, uang lembur, cuti tahunan dan juga pembayaran dana pensiun, kecuali bayaran empat minggu pertama ketika bekerja di restoran di Mawson Lakes antara tahun 2013 sampai 2015.
BACA JUGA: Ibu dan 2 Balita Asal Indonesia Meninggal karena Kecelakaan di Sydney
Secara total, pengacaranya mengatakan Pawanjeert berhak mendapat bayaran hampir A$200 ribu (sekitar Rp2 miliar).
Pawanjeet pindah ke Australia tahun 2008 sebagai mahasiswi dan mulanya belajar menjadi koki dan manajemen restoran.
BACA JUGA: Topan Freddy Tewaskan 200 Orang Lebih di Malawi dan Mozambik
Setelah selesai sekolah, dia dan suaminya mencari kemungkinan posisi juru masak yang bisa mendapat sponsor sehingga mereka bisa tinggal di Australia, dengan visa kerja sementara tipe 457.
Kiranbahai Patel memberi penawaran untuk bekerja sebagai koki kepada Pawanjeet di restoran Darshana's Curry and Tea House pada bulan Mei 2013 dan Pawanjeet menerima tawaran tersebut dengan pindah dari Melbourne ke Adelaide.
BACA JUGA: Australia Cs Umumkan Pakta Nuklir AUKUS, Begini Sikap Indonesia
Dia bekerja selama sebulan tanpa bayaran dengan alasan masih masa pelatihan dan kemudian dibayar untuk empat minggu kerja antara bulan Juni sampai Juli 2013.Khawatir visanya akan dibatalkan
Dalam persidangan di Tirbunal Tenaga Kerja Australia Selatan di Adelaide, diungkapkan bahwa bayaran Pawanjeet kemudian berhenti.
Ketika dia dan suaminya menanyakannya, majikannya mengatakan bahwa Pawanjeet harus membayar biaya sebesar A$30 ribu (sekitar Rp300 juta) kepada Departemen Imigrasi dan Kantor Pajak Australia.
Jika tidak, visanya akan dibatalkan.
Wakil Kepala Tribunal, Stephen Lieschke, mengatakan tidak ada cukup bukti apakah memang Pawanjeet tidak mendapat bayaran selama bekerja.
Namun, Tribunal sepakat bahwa Pawanjeet mendapat ancaman deportasi bila dia terus bertanya mengenai bayaran yang tidak diterimanya.
Selain tidak mendapat bayaran, Patel juga menolak permintaan Pawanjeet untuk cuti sakit dan cuti mengurusi keluarga dan bahkan tetap harus bekerja ketika empedunya pecah pada Agustus 2015.
Dia menolak dan pergi ke rumah sakit untuk menjalani operasi dan kemudian mengetahui bahwa visanya telah dibatalkan saat Departemen Imigrasi melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan pemilik restoran tersebut - Fusion India Pty Ltd.
Departemen Imigrasi juga melarang Fusion India memberikan sponsor bagi pemegang visa lainnya.
Pawanjeet tidak mendapat bayaran dari cuti tahunan selama delapan minggu yang belum diambilnya dan kemudian juga menemukan kewajiban perusahaan membayar dana pensiun untuknya juga tidak dilakukan.Masalah dokumen
Dalam keterangannya di Tribunal, Patel tidak memberikan bukti ataupun mendatangkan saksi namun mengatakan Pawanjeet adalah orang yang tidak bisa dipercaya dan perempuan tersebut tidak bisa membuktikan tuduhannya.
Patel mengatakan dia membayar uang tunai kepada Pawanjeet namun Tribunal tidak menerima dokumen yang disampakan dengan beberapa alasan.
Salah satunya adalah bahwa Pawanjeet mendapat bayaran A$828,62 selama satu minggu padahal uang koin dua sen sudah tidak lagi digunakan di Australia sejak lama.
Dalam persidangan di Tribunal juga diungkapkan bahwa Patel akan membayar gaji ke rekening bank Pawanjeet, lalu suaminya kemudian mengambil uang tunai dari ATM dan menyerahkan kembali kepada Patel untuk menciptakan kesan bahwa dia sudah membayar jumlah yang benar.
Keponakan Patel juga dinyatakan melanggar hukum dengan tidak mengizinkan Pawanjeet istirahat di sela-sela kerja.
Pengacara Pawanjeet, Simon Bourne, mengatakan kasus ini unik karena direktur perusahaan masih bisa diajukan ke Tribunal meski perusahaan Fusion India Pty Ltd dinyatakan bangkrut pada tahun 2016.
"Ini menunjukkan bahwa mereka tidak selalu berhasil berkelit dengan cara ini, yaitu bagi para direktur, sekretaris atau pemilik perusahaan yang menyatakan perusahaan bangkrut sehingga mereka tidak harus membayar kewajiban terhadap pegawainya," katanya.
Tribunal di Adelaide ini sekarang akan menjadwalkan sidang berikutnya untuk menentukan seberapa besar hukuman yang harus dibayar Patel.
Pawanjeet juga mengajukan kasus tuntutan sipil terpisah untuk mendapatkan bayaran gaji dan tabungan pensiun.
Darshana's Curry and Tea House ditutup tahun 2018 di bawah manajemen perusahaan lain.
Pengacara Patel menolak memberikan komentar.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.
BACA ARTIKEL LAINNYA... AUKUS Diresmikan, Australia Segera Beli 3 Kapal Selam Nuklir