jpnn.com - BREBES - Dua warga Kabupaten Brebes yang bekerja menjadi Anak Buah Kapal (ABK) di Taiwan dinyatakan hilang. Sejak 2010, kabar kedua ABK tersebut tidak diketahui lagi oleh keluarga.
Dua ABK itu adalah Junaedi, 29, warga Desa Cimunding, Kecamatan Banjarharjo, dan Muktar Saefuri, 28, warga Desa Kedungoleng, Kecamatan Paguyangan, Brebes. Keduanya merupakan ABK yang bekerja di kapal berbeda. Pihak keluarga sendiri tengah meminta Federasi ForMigran untuk mengadvokasi kasus tersebut.
Edi Susanto, kakak Junaedi menuturkan, adiknya berangkat ke Taiwan sejak Agustus 2008. Junaedi menjadi ABK di kapal cumi. Dua bulan kemudian, Junaedi menelepon dalam keadaan baik-baik saja. Namun, sejak 2010, tiba-tiba perusahaan pengerahnya memberikan cashbon sebesar Rp 5 juta kepada keluarga. Sejak saat itu, Junaedi tidak ada rimbanya lagi.
BACA JUGA: Dahlan Yakin Menang Konvensi
Selama di Taiwan, lanjut dia, Junaedi tidak pernah sekalipun kirim uang gaji kepada keluarga. "Kami sudah mencoba mencari keberadaan PJTKI-nya, tapi tidak ada lagi, PT-nya ternyata sudah ganti nama dua kali. Lah, sejak 2011, PT itu sudah tidak ada lagi entah kemana," kata Edi.
Sementara, kejadian serupa juga menimpa Muktar Saefuri yang berangkat pada 2008. Saefuri hingga kini tidak diketahui kabar pastinya. Mustofa, kakak Saefuri mengakui, adiknya sudah dinyatakan meninggal dan hilang saat berlayar bersama kapal bendera Taiwan di perairan Amerika Selatan. Hanya saja, kabar tersebut, bukan didapat dari lembaga yang memiliki otoritas, melainkan testimoni dari ABK lain asal Indonesia.
BACA JUGA: Anggap Kasus Hadi Karena Beda Penafsiran
Melalui surat yang berkop kapal tulisan Taiwan tersebut, teman-teman Saefuri menuturkan bahwa Saefuri hilang dilaut setelah jatuh dari dek. Sempat dipegang, tapi Saefuri akhirnya tidak bisa diselamatkan. "Salah satu teman dia itu kebetulan satu desa dan sudah pulang. Yang membuat keluarga curiga, dia tidak pernah sekalipun main ke rumah, apalagi cerita. Barang milik Saefuri juga diantarkan orang lain," terangnya.
Pihak keluarga kini berharap agar ada kabar pasti terkait dengan hilang dua ABK tersebut. Mereka merindukan mereka bisa kembali ke rumah dengan selamat. Untuk Saefuri, kabar meninggalnya itu diketahui menjelang empat hari pulang ke Indonesia karena habis kontrak.
BACA JUGA: Pelestarian Bumi adalah Kerja Kolektif Manusia
Sementaar Koordinator ForMigran Jamaludin mengaku sudah mengupayakan pihak terkait untuk melacak keberadaan mereka. Kasus Junaedi kini sudah disampaikan kepada Konsulat Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) untuk berurusan dengan pihak agensinya.
"Untuk keberadaan PT penyalur, kami juga sudah berkoordinasi dengan Kemenlu dan BP2TKI untuk mengusut masalah ini. Sepertinya ada aturan yang dilanggar," ujar Jamal.
Sementara, penanganan Muktar Saefuri, pihaknya menengarai ada upaya untuk menyembunyikan informasi yang sebenarnya tentang penyebab kecelakaan kerja korban. "Ada kejanggalan dalam laporan peryataan hilang tersebut, karena bukan dikeluarkan pihak berwenang. Hak keduanya untuk mendapatkan upah kerja juga belum terealisasi secara penuh. Kami mencoba semaksimal mungkin," katanya. (ism/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terima Dubes Baru, SBY Dapat Ucapan Selamat Setelah Gelar Pemilu
Redaktur : Tim Redaksi