jpnn.com, TIMIKA - Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab bersama Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw dan Kabinda Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon mendatangi kamar jenazah RSUD Mimika untuk menemui keluarga korban penembakan oleh aparat, Selasa (14/4) petang.
Tiba di depan kamar jenazah RSUD Mimika, Pangdam dan Kapolda sudah ditunggu oleh para kerabat korban untuk menyampaikan sejumlah tuntutan berkaitan dengan insiden meninggalnya Eden Armando Debari (20) dan Ronny Wandik (23) yang ditembak oleh aparat Satgas TNI di Mile 34, area PT Freeport Indonesia, Timika, Senin (13/4) malam.
BACA JUGA: Prajurit TNI Baku Tembak dengan KKB, Helikopter Balik ke Timika
Setelah mendengarkan aspirasi keluarga korban, kedua petinggi TNI dan Polri itu kemudian masuk ke kamar jenazah RSUD Mimika untuk memberikan penghormatan kepada kedua pemuda yang meninggal itu serta menemui orang tuanya untuk menyampaikan rasa duka cita.
Pangdam mengatakan, kehadirannya bersama Kapolda Papua dan Kabinda Papua di Timika untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan terkait insiden penembakan yang menewaskan kedua pemuda tersebut sekaligus menemui keluarga korban yang sedang berduka.
BACA JUGA: Jenazah Prajurit TNI Korban Penembakan KSB Diterbangkan ke Timika
"Saya bersama Kapolda dan jajaran hadir di sini untuk membantu masyarakat yang sedang berduka. Kami menyampaikan turut berdukacita atas kejadian ini," kata Mayjen Asaribab.
Terhadap insiden penembakan tersebut, Pangdam berjanji untuk segera menurunkan tim investigasi.
BACA JUGA: Pangdam Jaya Heran Melihat Tak Ada Perubahan Perilaku Masyarakat di Hari Keempat PSBB
"Nanti ada petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan investigasi sehingga bisa mengetahui kejadian ini secara saksama dan tentu akan ada proses-proses hukum yang berjalan," katanya.
Kapolda Papua Paulus Waterpauw mengakui situasi dan kondisi keamanan di wilayah Mimika akhir-akhir ini agak kurang kondusif akibat dari adanya sekelompok orang yang bersenjata melakukan serangkaian aksi kekerasan secara masif kepada aparat TNI dan Polri, tetapi juga terhadap karyawan PT Freeport Indonesia dan sejumlah fasilitas perusahaan tambang itu.
Dalam kondisi seperti itu, maka ditempatkan sejumlah satuan tugas di wilayah Mimika, termasuk di area pertambangan PTFI sebagai salah satu obyek vital nasional.
"Kehadiran aparat tentu untuk menjaga dan melindungi masyarakat, termasuk juga ada obyek vital nasional PTFI yang di dalamnya juga ada manajemen dan pemerintahan yang ada di sini. Itu bagian yang kita harus jaga. Namun karena situasinya begitu terbuka, terkadang kami sulit membedakan mana kelompok-kelompok yang berseberangan dengan kita, mana masyarakat biasa," kata Irjen Paulus.
Setelah melalui dialog dengan kedua pimpinan TNI dan Polri itu, kerabat korban akhirnya menyetujui jenazah kedua pemuda tersebut dibawa ke Kwamki Lama untuk disemayamkan di rumah duka dan selanjutnya akan dikebumikan pada Rabu (15/4).
Eden dan Ronny diduga menjadi korban salah tembak oleh aparat TNI Satgas YR 712 dan YR 900 saat melakukan operasi penindakan terhadap KKB di Mile 34, area PTFI, Timika pada Senin (13/4) malam.
Padahal saat itu kedua pemuda sedang mencari ikan dengan cara menyelam dengan membawa tombak atau panah di sebuah kali di sekitaran Mile 34. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti