jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah akan melakukan evakuasi terhadap sejumlah WNI yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess. Sampai dengan Kamis, total sebanyak 68 orang ABK yang akan dievakuasi kembali ke tanah air.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan proses evakuasi akan dilakukan menggunakan pesawat.
BACA JUGA: Pemerintah Segera Evakuasi WNI di Diamond Princess Pekan Ini
Namun yang paling penting, dalam pelaksanaannya pemerintah akan memberlakukan protokol kesehatan secara ketat.
"Ini akan kita perlakukan secara ketat. Namun, sesuai dengan standar, meskipun mereka-mereka ini sudah mengikuti pemeriksaan dari yang memiliki wewenang yaitu Jepang, tapi nanti mereka juga akan tetap diperiksa kembali setelah mereka berada di Indonesia. Jadi akan tetap menjalani pemeriksaan PCR," ujarnya usai memimpin Rapat Tingkat Menteri Terkait Evakuasi WNI ABK Diamond Princess di Kantor Kemenko PMK, Jakarta.
BACA JUGA: Ini Alasan Jokowi Mendahulukan Penjemputan WNI di Kapal World Dream
Muhadjir memastikan evakuasi akan dilakukan setelah pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah Jepang. Adapun tempat evakuasi dan observasi sudah ditetapkan yaitu di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.
"Nanti akan diatur sedemikian rupa dan itu menjadi domain atau tanggung jawab dari Kementerian Kesehatan. Pak Menkes nanti," tegas Menko PMK.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Lengkap soal Honorer K2 dan Nonkategori, Anies Baswedan Diminta Mundur
Pada kesempatan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi turut mengungkapkan bahwa pada mulanya terdapat 78 WNI ABK di Diamond Princess.
Namun, sebanyak sembilan di antaranya sempat didiagnosis positif. Tetapi kemudian satu dari mereka telah kembali dinyatakan sehat dan terbebas dari Novel Coronavirus (Covid-19).
Itu artinya dari 78 dikurangi delapan tersisa 70 orang ABK yang diizinkan evakuasi ke Indonesia. Tapi berdasarkan informasi dari perusahaan, dua di antaranya memilih untuk tetap tinggal dan tidak mau dievakuasi.
"Sekali lagi evakuasi ini sifatnya sukarela sehingga kalau ada warga negara kita yang menyatakan atau memutuskan untuk tinggal, maka kita tidak bisa memaksa," tukasnya.
Terlepas dari itu, Menlu menekankan bahwa jumlah 68 orang yang akan dievakuasi masih mungkin akan berubah sampai saatnya nanti proses evakuasi dilakukan. Mengingat banyak hal yang akan dipertimbangkan seiring perkembangan, terutama terkait kondisi kesehatan ABK.
Sebagaimana diketahui, pemerintah saat ini tengah melakukan evakuasi terhadap 188 WNI ABK World Dream yang sudah berlangsung sejak 26 Februari lalu dan diperkirakan akan tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Jumat (28/2).
Proses evakuasi menggunakan mekanisme boat to boat dari Kapal World Dream ke KRI dr. Soeharso dengan titik temu di Selat Durian, Riau. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia