jpnn.com - JPNN.com-- Gencatan senjata yang digagas Turki dan Rusia masih terjadi di Syria meski bentrokan senjata terjadi di beberapa wilayah lain di negara itu.
Sampai kemarin, jet-jet tempur Syria membombardir kawasan Wadi Barada di dekat Kota Damaskus.
BACA JUGA: ISIS Klaim Serangan Istanbul
Ratusan warga sipil pun lari tunggang-langgang menghindari serangan udara pertama sejak berlakunya gencatan senjata itu.
Akhir pekan lalu Dewan Keamanan (DK) PBB menerbitkan resolusi yang berisi dukungan mereka terhadap gencatan senjata.
BACA JUGA: Awas!! Anggota ISIS Cukur Jenggot, Menyamar Warga Sipil
Bersamaan dengan itu, oposisi bersenjata memprotes rezim Presiden Bashar al-Assad dan Rusia yang tidak pernah benar-benar menghentikan aksi militer gabungannya.
Sebab, sejak gencatan senjata berlaku pada Jumat (30/12), pasukan Syria dan Rusia terus menggempur sarang oposisi.
BACA JUGA: Polres Jakarta Utara Tangkap Penghina Presiden
''Kami menuntut Rusia menarik pasukannya dari wilayah kami sebelum pukul 20.00 hari ini (Sabtu),'' seru kelompok oposisi di Barada pada Sabtu (31/12).
Ketika itu Rusia pun langsung menarik mundur seluruh militernya dari kawasan tersebut.
Tapi, malam berikutnya, serangan berlanjut. Moskow menegaskan bahwa Barada tidak termasuk dalam area gencatan senjata karena keberadaan Jabhat Fateh al-Sham.
Jabhat Fateh al-Sham, nama baru Al-Nusra Front, merupakan kelompok yang mengikrarkan kesetiaan kepada militan Negara Islam alias Islamic State (ISIS).
Sejak awal Moskow dan Damaskus sepakat tidak akan menghentikan aksi militer gabungan mereka di lokasi yang dikuasai ISIS dan jaringannya.
Karena itulah, Barada dan beberapa kawasan yang lain tetap menjadi sasaran aksi militer gabungan Syria-Rusia. (AFP/Reuters/aljazeera/hep/c19/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setahun Ada 600-an WNI ke Luar Negeri demi Ikut ISIS
Redaktur & Reporter : Natalia