Duet Anies-Cak Imin Disebut Sebagai Langkah Jenius Surya Paloh

Sabtu, 02 September 2023 – 16:11 WIB
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Ilustrator: Sultan Amanda/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Hendra Setiawan Boen menilai duet Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk Pilpres 2023, sebagai langkah briliant Surya Paloh.

Menurut Hendra, keluarnya partai Demokrat yang menyebabkan bubarnya Koalisi Perubahan dan Persatuan membawa keuntungan kepada Anies Baswedan.

BACA JUGA: Ini Arti Ayat Al-Quran yang Dibaca Saat Deklarasi Anies-Cak Imin: Janganlah Kamu Merasa Lemah

"Beberapa bulan belakangan, partai Demokrat seperti duri dalam daging di dalam koalisi," ujar Hendra Setiawan, pada awak media di Jakarta, Sabtu (2/9).

Dia menuturkan Anies Baswedan seperti dipaksa mendeklarasikan cawapres secepatnya oleh para pendukungnya.

BACA JUGA: Tak Ada PKS di Deklarasi Anies-Muhaimin, Surya Paloh Bilang Begini

"Kalau ditarik ke Pilpres 2019, partai Demokrat juga seperti menjegal dari dalam pasangan Prabowo dan Sandi pada saat mereka secara terbuka menyerang koalisinya sendiri setelah melaksanakan semacam istigasah Gelora Bung Karno," bebernya.

Hendra menyebutkan saat Surya Paloh berjibaku menambah partai pendukung bagi Anies Baswedan, partai Demokrat justru hanya berkutat memastikan Anies Baswedan akan memilih AHY sebagai cawapres.

BACA JUGA: Hari Ini Anies-Cak Imin Dideklarasikan, Dominasi PDIP & Gerindra Bisa Roboh

"Lagipula, partai Demokrat terlalu baper dalam menanggapi masuknya PKB dan Cak Imin ke dalam koalisi," tuturnya.

Dari fakta-fakta yang diakui semua pihak, nyatanya Anies Baswedan memang diberi kewenangan semua anggota koalisi untuk memilih cawapresnya dan berhasil menarik PKB.

"Itu berarti memperlemah KKIR adalah hal positif. Selain itu, Anies mengirim Sudirman Said untuk memberitahu perkembangan rerakhir. Jadi, tidak ada pelanggaran kepatutan maupun moral dalam kasus ini," kata Hendra.

Dia menilai satu-satunya yang mungkin bisa dianggap penghianatan oleh Demokrat adalah Anies telah menunjuk AHY sebagai cawapres dan kemudian membatalkan.

"Namun, ini pun tidak seharusnya ditanggapi secara baper oleh Partai Demokrat, karena kita ingat pada pilpres 2019, Mahfud MD telah ditunjuk sebagai cawapres, bahkan telah mempersiapkan baju untuk deklarasi, tetapi batal pada detik-detik terakhir," ungkapnya.

Khusus AHY, kata Hendra, elektabilitas dia memang tidak akan bisa mendongkrak Anies Baswedan.

"Pada pilgub DKI Jakarta saja AHY kalah telak, bagaimana tingkat nasional? Jadi, hengkangnya gerbong AHY sepertinya hal positif, setidaknya menghilangkan benalu dan duri dalam daging," katanya. (jlo/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler