jpnn.com, JAKARTA - Skandal pengaturan skor (match fixing) terungkap jelang bergulirnya IBL 2022.
Enam pemain dari dua tim berbeda, yakni dari Bali United dan Pacific Caesar Surabaya terlibat dalam tindakan tidak sportif itu.
BACA JUGA: Perbasi Rilis 17 Pemain Timnas Elite Muda Untuk Berkompetisi di IBL 2022
Nama-nama yang dimaksud ialah Yerikho Tuasela (Bali United), serta lima pemain dari Pacific Caesar, Aga Siedartha, Arisanda, Gabriel Senduk, Yoseph Wijaya dan Aziz Wardhana.
Direktur IBL Junas Miradiarsyah mengatakan para pemain yang terlibat atas inisiatif mereka sendiri sehingga tidak melibatkan pihak lain.
BACA JUGA: Jelang IBL 2022, Bumi Borneo Basketball Perkuat Fondasi Klub
"Enam pemain terlibat dalam match fixing di IBL 2021. Lima pemain dari Pacific Caesar dan satu dari Bali United Basketball," ungkap Junas dalam konferensi pers virtual, Rabu (29/12).
Perwakilan klub Pacific Caesar Surabaya Irsan Pribadi menyayangkan hal ini bisa terjadi. Setelah menemukan kejanggalan dari rekan-rekan tim, dirinya bergegas menindak hal itu karena tidak sesuai dengan sportifitas dalam olahraga.
Klub yang bermarkas di Surabaya itu sangat menyesalkan tindakan tidak terpuji para pemainnya karena selama ini kebutuhan mereka sebagai pebasket telah terpenuhi.
"Kami sangat menyayangkan hal ini terjadi pada pemain kami sendiri. Kami, bahkan mendapatkan laporan juga dari para pemain yang tidak terlibat dalam match fixing."
"Mereka sendiri tidak nyaman dengan aksi rekan-rekan mereka," ungkap Irsan.
Setelah dinyatakan bersalah, keenam pemain itu mendapat sanksi larangan bermain seumur hidup dan denda sebesar Rp 100 juta.
Para pemain yang terlibat, menuruti para bandar judi untuk mengalah dengan margin tertentu. Tidak hanya sekali dua kali, menurut laporan, ada sekitar lima sampai enam pertandingan yang dirasa ganjal dan penuh pengaturan skor.
Keberanian IBL mengungkap skandal ini merupakan wujud dari keterbukaan liga dan lebih transparan kepada publik.
Diharapkan, kasus ini tidak terjadi lagi di kemudian hari mengingat besarnya denda serta sanksi yang dijatuhkan.
Terungkapnya skandal pengaturan skor ini merupakan kali kedua seusai pada tahun 2017 lalu menjangkiti kubu Siliwangi Bandung.
Saat itu, skandal pengaturan skor melibatkan delapan pemain, serta satu ofisial tim.(mcr16/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Naufal