Duh Berani Banget, Helikopter Polisi Serang Gedung MA

Kamis, 29 Juni 2017 – 22:31 WIB
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Foto: AFP

jpnn.com, VENEZUELA - Gelombang protes antipemerintah kian menggelora di Venezuela.

Selasa waktu setempat (27/6) sebuah helikopter kepolisian menyerang dua gedung milik pemerintah.

BACA JUGA: Krisis! Tuntut Presiden Turun, 26 Orang Tewas dalam Satu Bulan

Yakni, kantor Mahkamah Agung (MA) dan gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Presiden Nicolas Maduro langsung memerintahkan penangkapan.

"Saya sudah menginstruksikan kepada segenap personel angkatan bersenjata untuk tetap memelihara perdamaian," kata Maduro pascaserangan helikopter itu.

Tak lama setelah empat granat mendarat di MA dan sedikitnya 15 tembakan diberondongkan ke Kemendagri, politikus 54 tahun yang popularitasnya makin surut itu menggelar jumpa pers di Istana Miraflores.

Maduro mengatakan, helikopter tersebut dipiloti ajudan salah seorang menteri.

Kepada media, dia mengaku sudah mengantongi identitas si pilot.

"Cepat atau lambat, pemerintah akan menghentikan helikopter itu dan menangkap siapa pun yang terlibat dalam teror yang dilancarkan dari helikopter itu," tegas pengganti mendiang Presiden Hugo Chavez tersebut.

Kemarin (28/6), dalam foto-foto yang beredar luas di internet, terlihat sebuah helikopter dengan spanduk bertulisan 350 Freedom.
Tulisan itu mengacu pada pasal konstitusi yang belum lama ini disoroti oposisi.

Berdasar pasal tersebut, pemerintahan Maduro layak dibubarkan. Sebab, pemerintah tak lagi memiliki legitimasi yang kuat.

Selasa lalu helikopter yang ditumpangi dua orang itu terbang mengelilingi ibu kota.

Pada hari yang sama, beredar video tuntutan terhadap Maduro untuk mengundurkan diri.

Tuntutan tersebut disampaikan seorang pria berseragam yang menyebut dirinya sebagai detektif Cuerpo de Investigaciones Científicas, Penales y Criminalísticas (CICPC), salah satu unit kepolisian nasional Venezuela yang khusus menangani kasus-kasus kriminal.

"Saya berjuang untuk memerangi tirani," katanya.

Selain mendesak Maduro mundur, pria yang tidak disebutkan namanya itu menuntut pemerintah menggelar pemilu dini.

Namun, sejak awal Maduro menolak mundur. Dia juga tidak menggubris tuntutan berbagai pihak soal pemilu dini.

Di matanya, unjuk rasa anti pemerintah tersebut salah dan harus segera dihentikan.

Dia malah mengajak aliansi oposisi MUD untuk mengecam aksi protes anti pemerintah. (AFP/Reuters/CNN/hep/c10/sof/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler