DUH! Menteri Profesional Dipertanyakan Kemampuannya Kendalikan Harga Pangan

Sabtu, 04 Juni 2016 – 02:40 WIB
ILUSTRASI. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Pengamat Politik Emus Sihombing mempertanyakan kinerja sejumlah menteri nonpartai atau kalangan profesional dalam mengendalikan harga pangan menjelang lebaran.

Presiden Joko Widodo, kata Emrus, sudah menegaskan keinginannya agar harga kebutuhan pokok khususnya harga daging sapi menjelang bulan puasa Ramadan dan lebaran harus bisa dibawah Rp 80 ribu per kilogram. Hal tersebut merupakan ujian bagi menteri terkait seperti Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

BACA JUGA: Luncurkan 2 Produk Baru, Panasonic Target Top Three

“Mendag sekarang bisakah dia menurunkan harga daging seperti permintaan Jokowi, ada Menteri Pertanian terkait di situ, selaku penyedia sapinya,” kata Emrus saat dihubungi pada Jumat (3/6).

Penyediaan pangan tersebut, menurut dosen Universitas Pelita Harapan (UPH), tentunya harus dari produksi dalam negeri, bukan produk impor.

BACA JUGA: Bank Mandiri Gelontorkan Rp 4,5 T untuk Mitra Pupuk Indonesia

“Tentu produksi dari Indonesia. Kalau beli dari Australia mah, saya juga bisa jadi menteri, tinggal beli aja, jual lagi. Yang penting sesuai keinginan Joko Widodo (harga turun) kan," ujar Emrus.

Kenaikan harga kebutuhan pokok jelang lebaran tersebut, termasuk bawang merah dan komoditas lain, menurut Emrus menjadi bukti  ketidakprofesionalan dan ketidakmampuan para menteri dari profesional.

BACA JUGA: Wiraswasta Baru 2 Persen, TPKU Terus Digenjot

“Artimya mereka tidak mampu menjabarkan keinginan Joko Widodo sebagai presiden. Apalagi penyediaan bahan pokok melalalui impor. Menurut saya, menteri-menteri yang disebut profesional tapi tidak profesional itu, lebih baik direshuffle. Ganti dengan orang profesional di parpol, banyak,” pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Strategi PTPN XI Jaga Kestabilan Harga Gula


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler