jpnn.com - jpnn.com - Kebijakan para guru SD GMIT SoE I memulangkan siswa lebih awal saat hari pemeriksaan Sekda Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, Salmun Tabun, Senin (6/2), mendapat sorotan.
Para guru mengaku memulangkan siswa lebih awal karena mereka ingin memberikan dukungan moril kepada Kepala Sekolah, Sonya Ully yang adalah istri Sekda Salmun Tabun.
BACA JUGA: Bocah SD, Setiap Hari Berjalan 7 KM Sambil Jualan Molen
Akibat dipulangkannya para siswa lebih awal itu, banyak pihak yang menyesalkan tindakan para guru di SD GMIT SoE I itu. Antara lain dari orantua siswa dan ketua komite.
Karena itu, Kamis (9/2), Komisi IV DPRD TTS memanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan TTS untuk mengklarifikasi persoalan siswa diliburkan secara sepihak tersebut.
BACA JUGA: Outbound ala Siswa-Siswa SD di Kalanganyar, Lebak, Banten
Dari hasil klarifikasi itu, diketahui libur yang dilakukan secara sepihak itu membuat orangtua siswa kecewa dan kesal.
Sehingga Komisi IV DPRD TTS meminta pihak sekolah melalui Dinas P dan K agar menyampaikan permohonan maaf secara tertulis kepada orang tua siswa.
Ketua Komisi IV DPRD TTS, Uksam Selan pada pertemuan yang berlangsung di ruang komisi mengatakan, banyak pihak sangat kecewa sehingga kejadian-kejadian tersebut jangan sampai terulang lagi. Karena kejadian demikian sangat mengorbankan siswa untuk mendapatkan pelajaran dari sekolah.
Uksam menekankan, siswa tidak boleh dikorbankan dalam hal mendapatkan pelajaran. Kecuali bencana atau kejadian-kejadian luar biasa lainnya yang mengancam nyawa siswa.
Karena itu, kejadian tersebut harus menjadi pelajaran bagi Dinas P dan K dalam melakukan pengawasan terhadap sekolah.
"Jangan mencampur-baurkan semua urusan dengan urusan pribadi. Kalau guru-guru mau memberikan dukungan, tidak harus datang ke lokasi demo. Tapi bisa dilakukan dengan cara lain," ucap Uksam.
Sekretaris Komisi IV DPRD TTS, Relygius Usfunan mengatakan, kejadian itu membuat banyak orangtua siswa menyampaikan protes keras baik secara langsung maupun melalui telepon. Pasalnya, siswa dipulangkan lebih awal.
Menurut Relygius, seyogyanya pihak sekolah menyampaikan permohonan maaf secara tertulis kepada orang tua siswa.
"Beruntung anak-anak yang dipulangkan tidak terjadi hal-hal yang tidak dinginkan bersama. Jika terjadi persoalan, maka pihak sekolah harus bertanggungjawab," tutur Relygius.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Edison Sipa pada kesempatan itu menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat TTS pada umumnya dan khususnya kepada orangtua siswa atas kejadian tersebut.
Sesuai hasil klarifikasi pihaknya di SD GMIT SoE I, kata Edison, diakui pihak sekolah bahwa siswa dipulangkan sebelum jam sekolah karena guru-guru merasa perlu memberikan dukungan moril kepada kepala sekolah Sonya Ully yang adalah istri dari Sekda TTS.
"Katanya siswa yang sekolah pagi sempat diberikan KBM tapi hanya sebentar saja. Sedangkan yang sekolah siang, tidak mendapatkan KBM sama sekali. Begitu datang langsung dipulangkan karena guru-guru sudah berangkat ke lokasi demo," beber Edison dalam pertemuan tersebut.
Terkait persoalan ini, Edison mengaku bahwa para guru di SD GMIT SoE I juga meminta izin kepada dirinya untuk menyampaikan klarifikasi langsung ke Komisi IV DPRD TTS.
Namun, ia tidak mengijinkan karena tugas guru adalah memberikan KBM kepada siswa bukan untuk mengklarifikasi persoalan di Komisi IV DPRD TTS.
"Sebelumnya para guru di sana minta izin ke saya supaya mereka datang klarifikasi sendiri di komisi, tapi saya tidak izinkan karena saya yang akan memberikan klarifikasi kepada Komisi IV DPRD TTS, sesuai data dan keterangan yang kami sudah peroleh di sekolah," pungkasnya. (yop/ito)
Redaktur & Reporter : Soetomo