Kepada Radar Sorong (Group JPNN) di ruang kerjanya Kamis (2/8), dr Theo Mansa, SpB mengatakan, dari fenonema memperbesar kelamin, dalam setiap bulan, sekitar 6 kasus diselesaikan di meja operasi. ”Sekarang, kasus pembengkakan atau radang pada penis ini mulai banyak. Dalam sebulan, kami bisa tangani hingga 6 kasus di meja operasi,”ungkap dokter spesialis bedah RSUD Sorong yang kesehariannya menjabat sebagai kepala IGD RSUD Sorong.
Lebih lanjut dijelaskan oleh dr. Theo, bahwa dari sebagian kasus yang ditemuinya, zat cair yang disuntikan ke dalam kulit pada organ penis tersebut bukanlah silicon.” Zat tersebut adalah zat berbahaya yang mengakibatkan peradangan atau pembengkakan pada penis. Pada awal penggunaannya, organ penis memang kelihatan akan lebih besar ukuranya. Namun, lambat laun, pembesaran atau peradangan tersebut akan terus terjadi,”terang dr Theo Mansa.
Dikatakannya, umumnya pasien yang datang ke RSUD boleh dikatakana sudah terlambat karena peradangan yang terjadi sudah parah. “Bahkan ada juga yang akibat peradangan tersebut, hingga menyumbat jaringan lainnya. Dan jika ini sudah terjadi dan semakin parah, maka amputasi adalah solusinya. Dan itu sudah pernah ada yang terjadi demikian. Sehingga terpaksa kami harus mengamputasi organ pasien tersebut,”terangnya.
Untuk itu, dr. Theo mengimbau kepada masyarakat agar jangan pernah terpengaruh dengan hal-hal yang justru bisa membahayakan diri sendiri.”Yakinlah, bahwa apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita, itulah yang terbaik. Kalau soal kepuasan dalam berhubungan itu secara kesehatan adalah bergantung kepada si pasangan masing-masing. Karena hal tersebut berhungan juga dengan keharmonisan hubungan. Kalau dilakukan dengan cinta dan kasih sayang, maka nilai kepuasan itu akan ada,” imbuhnya sembari juga mengatakan bahwa pola hidup sehat serta olah raga teratur juga berpengaruh pada stamina yang ikut juga menopang dalam nilai keharmonisan sebuah hubungan. (ans)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ASI Eksklusif Hak Asasi Anak
Redaktur : Tim Redaksi