jpnn.com - JAKARTA - Bangunan sekolah dalam kondisi memprihatinkan bisa ditemukan di seluruh penjuru Indonesia. Jangankan daerah tertinggal, di Jakarta saja gedung sekolah bobrok jumlahnhya mencapai ratusan.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta sebanyak 885 gedung sekolah (51,8%) dinyatakan layak pakai atau dalam kondisi bagus untuk digunakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Sedangkan sisanya, sebanyak 823 gedung sekolah (48,2%) dalam kondisi tidak layak pakai atau rusak.
BACA JUGA: Unas CBT, Gimana jika Listrik Tiba-tiba Mati?
Kepala Disdik DKI Jakarta Sophan Adrianto mengatakan, pihaknya sudah mulai mengupayakan perbaikan semua sekolah yang rusak di Ibu Kota. Program ini ditargetkan dapat rampung pada tahun 2017 mendatang.
”Intinya, kami mendukung kebijakan gubernur. Sampai 2017, tidak ada sekolah yang tidak layak atau dalam kondisi rusak,” ujar Sophan di Kantor Disdik DKI, Jakarta Selatan, Senin (28/3).
BACA JUGA: Inilah Satu-satunya Pemda yang Terapkan Unas CBT 100 Persen
Dia juga menerangkan, 48,2 persen gedung sekolah yang tidak layak di DKI secara bertahap akan diperbaiki. Rinciannya, gedung sekolah yang akan direhab total, berat, sedang dan ringan. Untuk rehab total dilaksanakan oleh Disdik DKI. Sedangkan rehab sedang dan berat akan dilakukan oleh suku dinas pendidikan di wilayah masing-masing.
”Untuk rehab ringan dilakukan oleh kepala sekolah. Terus kalau bangun baru dari mulai konstruksi ada di tangan dinas,” ujarnya.
BACA JUGA: Untuk Semua Guru, Simak Pesan Penting Mendikbud Ini
Pada tahun 2016 ini, lanjut dia, Disdik DKI akan melakukan rehab total gedung sekolah di 156 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Untuk rehab tersebut, telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun. Untuk perbaikan 627 gedung sekolah di tahun 2017 total disiapkan anggaran sebesar Rp 3 triliun. Perbaikan total sebanyak 133 gedung sekolah dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1,99 triliun.
Kemudian, kegiatan rehab berat untuk 357 gedung sekolah dengan alokasi anggaran sebesar Rp 942 miliar. ”Kegiatan rehab sedang untuk 137 gedung sekolah dengan alokasi anggaran sebesar Rp 125 miliar,” ujar Sophan.
Sophan juga mengatakan, untuk meningkatkan mutu pendidikan di DKI Jakarta, diperlukan kondisi aman dan nyaman dalam lingkungan sekolah. Karena itu, rehab gedung sekolah dikebut dalam waktu satu tahun. Sehingga tidak ada lagi rehab sekolah mangkrak selama bertahun-tahun.
”Fokus kami adalah peningkatan mutu pendidikan. Kami merancang satu tahun, rehab sekolah selesai. Tidak ada lagi yang mangkrak. Makanya kita mau mengubah sistem, agar sekolah dapat digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar,” kata Sophan.
Supaya tidak terjadi sekolah ambruk padahal baru tiga bulan dibangun, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI. Karena pengawasan terhadap kontraktor yang melakukan rehab sekolah ada ditangan Dinas Perumahan.
”Kami akan koordinasi, agar tidak ada kejadian baru tiga bulan ambruk. Begitu juga dengan strategi pelelangan. Tidak ada lagi pemborong yang pinjem bendera. Makanya kita lakukan lelang manajemen konstruksi. Lelang ini adalah satu tahapan di mana konsultan akan mengawasi pekerjaan pelelangan secara fisik,” jelasnya. (dni/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Adhyaksa Temui Mendikbud, Ada Agenda Penting
Redaktur : Tim Redaksi