jpnn.com - PEKANBARU – Baku pukul antarjemaat terjadi di halaman Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Huria Sumber Sari yang terletak di Jalan Rokan RT 1 RW 6 Kecamatan Lima Puluh, Pekanbaru, Riau, Minggu (15/5) pagi.
Para jemaat gereja yang terbagi dalam dua kubu, terlibat hajar hingga beberapa orang mengalami luka-luka dan memar di bagian tubuhnya.
BACA JUGA: Mahasiswi Yang Pamer Payudara Itu Diduga Cari Uang
Pantauan di lokasi kejadian, ratusan jemaat yang terbagi dalam dua kelompok tersebut berada di halaman Gereja. Sementara itu para petugas kepolisian, baik yang berpakaian preman dan juga dinas tetap berjaga-berjaga, agar bentrokan susulan tidak kembali terulang.
Salah seorang jemaat bernama Jeksen (34) saat ditemui di lokasi mengatakan, bentrokan kedua kubu tersebut bermula saat para jemaat tengah berkumpul di luar gereja. Kedua kubu yang saling ejek tidak dapat menahan emosi, hingga akhirnya terjadilah bentrokan.
BACA JUGA: Bali Mountain Bike Marathon 2016 Jelajahi Kaldera Batur
“Kami lagi menunggu di luar ingin beribadah bang. Saat saya berdiri di belakang tangga, tiba-tiba sudah ribut. Saya langsung melarikan diri, soalnya beberapa orang telah membawa kayu,” ungkap Jeksen.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Arianto SIK yang berada di lokasi kejadian mengatakan, bentrokan kedua kubu tersebut berawal dari pengurusan pendeta gereja yang saling tidak terima.
BACA JUGA: Mahasiswi Yang Pamer Payudara Itu Punya Tato Hmmmm di Dada
“Kedua kubu jemaat Pendeta Kana Silitonga MDiv dan Pendeta Eva Sinaga STh sama-sama tidak ingin mengalah untuk ingin beribadah. Mereka saling menuding jika sama-sama masih memiliki hak untuk beribadah di gereja tersebut,” ujar Kasat Reskrim.
Hingga Minggu sore, pihak kepolisian dan TNI masih berjaga-jaga di lokasi kejadian. Beberapa kayu yang diduga dijadikan senjata telah diamankan petugas, sedangkan beberapa korban penganiayaan langsung melapor ke Polresta Pekanbaru.
“Kita masih mengumpulkan bukti, beberapa nama provokator yang dianggap pemancing keributan telah kita kantongi,” tutup Kasat.
Tak lama setelah itu, Kapolres Pekanbaru AKBP Tony Hermawan SIK melakukan mediasi dengan kedua para jemaat. Sejak saat itu, situasi pun mulai normal. Namun begitu, polisi tetap berjaga di sana sebagai langkah antisipasi.
“Kita meminta kepada kedua belah pihak agar tidak terjadi pertikaian kembali, jika berani akan kita proses secara hukum provakotornya,” tegas Kapolresta.
Setelah itu, Pendeta Keipas Purba yang beberapa minggu kemarin telah diminta agar tidak memimpin terlebih dulu ibadah, langsung dibawa keluar dari gereja dengan dikawal ketat anggota kepolisian. Baru saja keluar pintu, ratusan jemaat yang berada di luar halaman langsung menyoraki sang pendeta. Malah tidak sedikit para jemaat meneriaki sang pendeta dengan kata-kata hinaan.
Kabag Ops Polresta Pekanbaru Kompol M Sembiring mengatakan, pihaknya meminta kepada kedua belah pihak agar tidak melaksanakan ibadah sebelum adanya keputusan dari gereja pusat.
“Beberapa hari ini kita meminta kedua kelompok jemaat agar tidak beribadah dulu, jika nanti ada keputusan dari pihak pusat, barulah kita persilahkan,” tutup Kabag Ops.(rpg/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begitu Diresmikan Golden Tulip Bali Garap Originasi Tiongkok
Redaktur : Tim Redaksi