Dukung Pengurangan Emisi, Pertamina Kembangkan Sejumlah Inisiatif Bisnis Hijau

Selasa, 08 November 2022 – 20:38 WIB
CEO Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro saat berbicara dalam Indonesia Pavilion COP 27 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Minggu (6/11). Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina mengembangkan dan berinvestasi pada sejumlah inisiatif bisnis hijau untuk mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih atau net zero emission (NZE) pada 2060.

Sejumlah inisiatif bisnis hijau tersebut, di antaranya terkait bahan bakar nabati, energi terbarukan, penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon, baterai dan kendaraan listrik, hidrogen, serta bisnis karbon.

BACA JUGA: Begini Partisipasi Pertamina Mendukung Percepatan Transisi Energi di Indonesia

"Pertamina berkomitmen mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat," kata CEO Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro dalam Indonesia Pavilion COP 27 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Minggu (6/11).

BACA JUGA: Peringkat II Rating ESG Dunia, Pertamina Sejajar dengan Perusahaan Global

CEO Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro saat berbicara dalam Indonesia Pavilion COP 27 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Minggu (6/11). Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

Karena itu, lanjut Dannif, strategi bisnis yang dikembangkan terdiri dari dua pilar, yakni dekarbonisasi bisnis inti dan pembangunan bisnis hijau.

Dannif mengatakan Pertamina telah berkomitmen mengalokasikan 14 persen dari proyeksi belanja modal 2022-2060 sebesar USD 70-80 miliar untuk pengembangan energi bersih, baru, dan terbarukan.

Komitmen tersebut sejalan dengan upaya untuk menggunakan sumber daya domestik untuk memasok energi domestik menuju pembangunan hijau dan dekarbonisasi.

Pertamina membangun rantai pasokan minyak gas yang terintegrasi untuk memasok kebutuhan domestik dan secara aktif membangun portofolio energi baru dan terbarukan (EBT) dengan menggunakan sumber daya dalam negeri.

Pertamina juga akan mengembangkan bauran energi yang lebih hijau dengan mengurangi pangsa produk olahan dan LPG dari 81 persen menjadi 61 persen, meningkatkan pangsa gas dari tiga persen menjadi 19 persen, dan meningkatkan porsi EBT dari satu persen menjadi 17 persen.

Dannif mengatakan pengembangan bisnis hijau dan teknologi bersih untuk mendukung transisi energi membutuhkan investasi yang besar sehingga Pertamina menggandeng mitra nasional dan global untuk menjajaki kemitraan dalam program dekarbonisasi, bisnis hijau dan mempercepat pertumbuhan EBT untuk mencapai emisi nol bersih.

Pihak perbankan juga dapat berinvestasi pada inisiatif bisnis hijau tersebut.

"Keterjangkauan transisi energi bersih akan tergantung pada pengurangan biaya dan peningkatan ketersediaan modal," ujarnya.

Untuk mendukung transisi energi di Indonesia, Pertamina juga melakukan optimalisasi potensi dan peningkatan kapasitas terpasang EBT.

Pasalnya Pertamina telah mempelopori pemanfaatan EBT di Indonesia dengan produksi green dan blue hydrogen sebanyak 3 juta ton per tahun pada 2060 sekaligus total kapasitas terpasang EBT sebanyak 60 GW pada 2060.

Pertamina juga akan melakukan komersialisasi hidrogen hijau dan biru dan mengambil peran strategis dalam ekosistem terintegrasi baterai dan penyimpanan energi Indonesia melalui pengembangan industri kendaraan listrik bertenaga baterai dengan bekerja sama dengan beberapa perusahaan milik negara.

Selain itu, Pertamina melakukan upaya peningkatan kapasitas kilang untuk menghasilkan bahan bakar hijau.

Melalui beberapa proses di kilang hijau, Pertamina menghasilkan bahan bakar yang berkualitas tinggi dan lebih ramah lingkungan yang berasal dari minyak sawit, yaitu biodiesel, green diesel, green avtur dan green gasoline yang sedang dikembangkan.

Saat ini, Pertamina juga berhasil meraih score ESG di level medium risk dengan nilai 22.1. Hal ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam implementasi bisnis yang ramah lingkungan dan taat pada tata kelola perusahaan yang baik. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler