jpnn.com - JAKARTA - Bergabungnya Partai Golkar ke kubu Partai Gerindra untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dinilai sebagai salah satu perceminan jiwa besar dan sikap kenegarawanan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical).
"Ical melihat kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Dia rela melepas posisi capres dan cawapres yang dimandatkan Golkar dan mendukung Prabowo-Hatta," kata pengamat politik dari Universitas Paramadina, Dr Herdi Sahrasad, Senin (19/5) menanggapi deklarasi dukungan Golkar ke Prabowo-Hatta.
BACA JUGA: Nilai 10, Guru Dapat Hadiah
Lebih lanjut Herdi mengatakan, Partai Golkar adalah pemenang pemilu kedua di bawah PDI-P, tetapi malah mau mendukung tokoh dari partai yang lebih kecil perolehan suaranya dalam pemilu.
"Jadi, Ical, dan juga tokoh Golkar lain seperti Akbar Tandjung, telah melihat dinamika dan kehendak rakyat yang menginginkan lahir pemimpin tegas serta punya kapasitas. Dan itu ada pada sosok Prabowo-Hatta," tegasnya.
BACA JUGA: Sibuk Nyapres, Jokowi Enggan Jawab Pertanyaan Soal Transjakarta
Herdi yang pernah menjadi Peneliti di Departemen Politik, Unviersitas California, Barkeley, Amerika Serikat ini menjelaskan, keputusan Ical mendukung Prabowo-Hatta bukan saja tepat tetapi menambah elektabilitas pasangan tersebut.
"Saya yakin, dengan dukungan penuh Golkar, Ical dan tokoh-tokoh senior Golkar seperti Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung, maka potensi kemenangan Prabowo-Hatta makin tinggi," ujar Herdi.
BACA JUGA: Golkar Gabung, Prabowo-Hatta tak Terbendung
Lebih lanjut, dosen ilmu politik yang sering tampil di forum internasional ini membandingkan Ical dan Jusuf Kalla atau JK.
Menurut Herdi, JK masih berambisi jadi cawapres, meski sudah kalah dalam pilpres 2009 dan pernah jadi wapres yang kontroversial. "Salut untuk Ical dan Golkar," imbuh mantan peneliti politik di Monash University, Australia itu. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketum Gerindra: SBY Panggil Prabowo ke Cikeas
Redaktur : Tim Redaksi