jpnn.com - jpnn.com -Masa kepemimpinan Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) genap sebulan, Senin (20/2) besok. Namun, perjalanannya sangat tidak mulus. Kebanyakan kebijakan yang diambil ditentang masyarakat.
Kinerja Trump juga dianggap buruk. Berdasar polling yang dirilis Gallup Jumat (17/2), dukungan terhadap kinerja Trump terendah dalam sejarah.
BACA JUGA: Mo Farah Takut sama Trump
Dukungan untuk Trump selama sebulan ini hanya 40 persen. Jumlah tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan para presiden pendahulunya ketika sebulan menjabat sebagai president of the United States (POTUS). Di hari pertama dilantik menjadi presiden, dukungan untuk Trump masih 45 persen.
Gallup mengambil data pada 13–15 Februari. Mereka menyurvei 1.527 penduduk AS usia dewasa. Hasilnya dibandingkan dengan polling serupa terhadap sembilan presiden AS sebelumnya di waktu yang sama. Mulai Dwight David Eisenhower hingga Barack Obama. Di AS, presiden selalu dilantik pada 20 Januari.
BACA JUGA: Maling Ini Bilang Tuhan Ingin Saya jadi Orang Kaya
Sebagai perbandingan, dukungan untuk Obama mencapai 64 persen dan George W. Bush 62 persen. Rata-rata sembilan mantan presiden AS juga mendapat dukungan secara merata. Baik umum, dari partainya, partai oposisi, maupun independen. Bedanya tidak terpaut jauh. Tapi, tidak demikian Trump. Dukungan tertinggi hanya didapat dari Partai Republik yang mencapai 87 persen. Sedangkan dari kelompok independen hanya 35 persen. Demokrat malah hanya 8 persen.
Presiden yang telah berusia 70 tahun tersebut memang kerap membuat kebijakan-kebijakan yang memantik emosi publik. Dia juga terus-menerus bertengkar dengan media. Jumat, Trump kembali mencuit untuk meluapkan emosinya kepada media.
BACA JUGA: Demi PM Israel, Ibu Negara Nongol juga ke Gedung Putih
’’Media berita palsu (jatuh pada @nytimes, @NBCNews, @ABC, @CBS, @CNN) adalah bukan musuh saya, itu adalah musuh rayat Amerika!’’ tulis Trump. Suami Melania tersebut bukan satu-satunya presiden AS yang mengkritik media. Namun, cara menyampaikannya kerap tidak patut.
Trump berang karena rating konferensi pers yang digelar rendah. Beberapa media bahkan menyebut penampilannya sangat buruk. Tapi, menurut Trump, komentator Rush Limbaugh memujinya dengan menyebut bahwa itu konferensi pers paling efektif yang pernah dilihat. ’’Tapi, media palsu menyatakan hal berbeda! Tidak jujur,’’ cuit Trump satu jam setelah cuitannya tadi.
Sementara itu, media-media juga mulai mengupas pengeluaran besar-besaran untuk membiayai Trump dan keluarganya. Pengeluaran biaya perjalanan Trump selama sebulan menjadi presiden hampir sama dengan pengeluaran Obama selama setahun. Yaitu USD 11,3 juta (Rp 150,7 miliar).
Biaya tersebut hanya digunakan untuk membayar kunjungannya tiga kali tiap akhir pekan ke klub miliknya di Mar-a-Lago, Florida, dan perjalanan bisnis putra-putranya. Sedangkan rata-rata biaya perjalanan Obama setahun selama delapan tahun menjabat sebagai presiden hanya USD 12,1 juta (Rp 161,4 miliar).
’’Ini adalah cara yang mahal untuk melakukan bisnis dan presiden seharusnya mengetahui hal itu,’’ ujar Presiden Judicial Watch Tom Fitton kepada Washington Post.
Padahal, Trump tahu dengan pasti biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan pesawat dan dia tetap melakukannya. ’’Pergi ke Mar-a-Lago itu tidak gratis,’’ tambahnya. (reuters/independent/nbcnews/sha/c19/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wapres Ganteng Ini Dicap AS sebagai Gembong Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi