Dukungan Foke Menurun

Senin, 28 Mei 2012 – 01:25 WIB

JAKARTA -- Hasil Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan calon gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo alias Foke, masih dominan, walau mengalami penurunan. Pada survei Maret 2012, dukungan untuk Foke 49,1 persen. Namun dari hasil survei yang dirilis Minggu (27/5) Foke mendapatkan dukungan 43.1 persen.

"Apa yang membuat posisi Fauzi Bowo masih dominan meskipun menurun? Survei menunjukkan enam alasan," kata Peneliti LSI, Totok Izul Fattah, Minggu (27/5).

Disebutkan dia, pertama adalah dibanding semua calon Foke tetap menjadi figur yang dikenal. "Sudah 98,5 persen pemilih Jakarta yang mengenalnya," katanya. Sementara cagub PDI Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi, dikenal oleh 75,4 persen. "Calon lain dikenal lebih rendah lagi," tegasnya.

Kedua, lanjut dia, walau tingkat kesukaan atas Foke menurun, namun sang incumbent tetap cagub yang paling disukai. "Tingkat kesukaan Fauzi Bowo 75,2 persen. Sementara Jokowi 72 persen," ujarnya.

Ia menambahkan, untuk kali ini tingkat kesukaan atas semua calon menurun dibandingkan survei LSI Maret 2012. "Ini disebabkan oleh negative campaign yang diderita oleh semua calon," ungkap dia.

Alasan ketiga, secara umum tingkat kepuasan atas kinerja incumbent Foek, masih baik. Lebih dari 50 persen pemilih puas dengan kinerjanya secara umum. Lebih detail lagi, pemilih menganggap Foke punya aneka program yang bisa dibuat succes stories. Program ini mendapatkan tingkat kesukaan yang tinggi, mulai dari sekitar 50 persen sampai di atas 80 persen. "Program itu antara lain PPMK (Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan), pengobatan gratis, pendidikan sampai 12 tahun gratis dan busway," jelasnya.

Keempat, diantara semua calon, sosialisasi Foke ke publik juga paling intens. Sekitar 66,7 persen pemilih mengklaim melihat sosialisasi Foke ke publik. "Sementara untuk Jokowi hanya 45,8 persen pemilih yang mengklaim mengetahui sosialisasinya. Calon lain mendapatkan persentase lebih rendah lagi," jelas dia.

Kelima, personaliti Foke dianggap memuaskan. Untuk kriteria wibawa, tegas, jujur dan merakyat, skor Foke lebih tinggi dibanding calon lain. "Jokowi di urutan kedua," tegasnya.

Keenam, lanjut Totok, Foke memang dianggap kurang berhasil untuk tiga program sangat penting yakni banjir, macet dan sampah. Namun, 80 persen pemilih merasa program itu penuh komplikasi. Sebanyak 80 persen publik tidak percaya bahwa tiga hal itu bisa diatasi cepat, apalagi hanya tiga tahun. "Sinisme publik atas solusi cepat masalah besar itu cukup mengamankan posisi Fauzi Bowo itu sendiri," jelas dia.

Ia mengatakan, pesan publik melalui riset ini sangat jelas, siapapun yang nanti mayoritas publik mengharapkan gubernur terpilih mempunyai leadership seperti Ali Sadikin, mantan Gubernur DKI Jakarta.

Yaitu gubernur yang berani, tegas melindungi Jakarta untuk semua, berani melindungi Jakarta dari keberagaman, tegas mengawal Jakarta untuk menjadi kora modern tempat bersilangnya budaya global. "Dan menghindari Jakarta terjatuh menjadi kota primordial, anti keberagaman, penuh ancaman kekerasan, yang justru membuat kota Jakarta menjadi paria internasional," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sosialisasi, KPU DKI Gelar Festival di Senayan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler