Dulu Berjihad di Jalan ISIS, Kini Merengek demi Ampunan Warga Prancis

Sabtu, 16 April 2022 – 16:08 WIB
Arsip - Seniman Elisabeth de Pourquery mengerjakan sketsa yang menunjukkan Salah Abdeslam, salah satu terdakwa serangan Paris 2015, selama wawancara dengan Reuters di rumahnya di dekat Paris, Prancis, 27 September 2021. Foto: ANTARA/Reuters/Gonzalo Fuentes/as

jpnn.com, PARIS - Salah Abdeslam, salah seorang anggota ISIS pelaku serangan bersenjata dan bom di Paris pada 2015 yang menewaskan 130 orang, meminta maaf kepada korban dalam persidangannya pada Jumat, media Prancis melaporkan.

Abdeslam diyakini menjadi satu-satunya pelaku serangan yang masih hidup.

BACA JUGA: Brigjen Ramadhan Ungkap Fakta soal Materi Jihad 5 Terduga Teroris Jaringan ISIS

Para penyelidik percaya Abdeslam adalah bagian dari kelompok yang menyerang enam restoran dan bar, aula konser Bataclan dan stadion sepak bola nasional.

Di antara 20 terdakwa, dialah satu-satunya yang dituduh secara langsung melakukan pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan penyanderaan.

BACA JUGA: Kisah Amerika Bunuh Bos ISIS Abu Ibrahim Al-Quraishi, Dikejar Sampai Penjara

Dia telah menolak semua dakwaan itu dan kini menjalani sidang di depan majelis hakim.

"Saya ingin menyampaikan duka dan maaf saya kepada semua korban," kata Abdeslam, 32 tahun, di depan sidang dalam kesaksian terakhirnya, menurut situs radio Prancis Inter.

BACA JUGA: Arab Saudi Mengeksekusi 81 Teroris Jaringan ISIS dan Alqaeda

Abdeslam dikabarkan menangis ketika berbicara kepada para penyintas serangan itu di ruang sidang.

"Saya minta Anda untuk tidak membenci saya secara berlebihan… Saya meminta Anda untuk memaafkan saya. Ini tidak akan menyembuhkan Anda, tapi saya tahu bahwa kata-kata yang baik bisa membantu, dan jika hal ini membantu hanya satu korban saja, buat saya akan menjadi kemenangan," kata dia seperti dikutip Inter.

Warga negara Prancis kelahiran Maroko itu mengatakan dalam sidang pada Februari, dirinya batal meledakkan rompi bomnya dalam serangan itu.

Media Prancis melaporkan bahwa selama sidang pemeriksaan pekan ini, dia mengatakan telah memutuskan untuk tidak melakukannya "karena kemanusiaan".

Dalam sidang sebelumnya, dia mengaku baru mengetahui rencana serangan itu belakangan. Dia pun merasa tidak layak dibebani tanggung jawab atas kematian 130 orang pada malam 13 November 2015 itu.

Penuntut umum mendakwa Abdeslam, yang mengaku dirinya anggota ISIS, telah melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Eropa dengan mobil untuk mengumpulkan sejumlah calon penyerang yang sudah pulang dari Suriah. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler