jpnn.com - jpnn.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tidak mempersoakan cuitan Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono di Twitter. Cuit SBY dianggap sejumlah kalangan sebagai sikap berlebihan.
"Bagus juga Pak SBY pakai Twitter sehingga kita mendengar apa yang dirasakan dan dikeluhkan," kata Mahfud di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (9/2).
BACA JUGA: Disindir Lewat Medsos, Mahfud MD Enjoy tuh
Namun, Mahfud menegaskan, semua itu memberikan suatu pelajaran bahwa apa yang dulu dilakukan seorang presiden terhadap orang lain, sekarang akhirnya menimpanya juga.
Misalnya, kata Mahfud mencontohkan, dulu SBY sering membiarkan kader Partai Demokrat Ruhut Sitompul memaki-memaki orang.
BACA JUGA: Bang Fahri Setuju dengan Kritik SBY soal Tax Amnesty
"Dan dia (SBY) nampaknya menikmati itu. Sekarang, dia (SBY) dimaki-maki oleh Ruhut Sitompul," kata Mahfud.
Mantan anggota DPR dan menteri pertahanan itu mengatakan, hal ini menunjukkan arti bahwa roda selalu berputar. Karenanya Mahfud mengatakan, siapa pun yang berkuasa baik dulu atau sekarang atau yang berikutnya harus berhati-hati. "Karena roda akan tetap berputar," katanya.
BACA JUGA: Tweeps, Simak Nih Doa Mas Misbakhun untuk Pak SBY
Nah, Mahfud menambahkan, suatu saat dalil yang dikemukakan Mpu Gandring akan berlaku di dalam kehidupan. Menurut Mahfud, Mpu Gandring ditusuk dengan keris buatannya sendiri oleg Ken Arok.
"Ketika ditusuk dia (Mpu Gandring) mengatakan "kamu juga akan mati oleh keris ini". Kemudian, Ken Arok mati oleh keris itu ditikam oleh Anusapati," katanya.
Nah, kemudian Anusapati mati juga oleh keris itu ditusuk Tohjaya. Belakangan Tohjaya juga mati oleh keris itu.
"Kan itu hukum dalam kehidupan," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri-ngeri Sedap Nih Pesan Ruhut ke SBY
Redaktur & Reporter : Boy