Dulu Tampang Boyolali, Kini Prabowo Menyinggung Bicara Orang Banyumas

Minggu, 17 Desember 2023 – 20:43 WIB
Capres nomor urut 2 di Pilpres 2024, Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.

jpnn.com, JAKARTA - Prabowo Subianto selaku capres nomor urut dua pada Pemilu 2024 lagi-lagi melontarkan kalimat kontroversial di hadapan publik.

Setelah membuat heboh menyebut "ndasmu etik" dalam acara internal Partai Gerindra, kini Menteri Pertahanan itu melontarkan pernyataan yang tak kalah membuat heboh.

BACA JUGA: Ribuan Buruh Rokok di Kudus Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran

Hal itu disampaikan Prabowo ketika menjawab pertanyaan wartawan yang ada di kawasan Blitar, Jawa Timur, Minggu (17/12).

Dalam video yang tersebar, Prabowo ditanya soal ucapan ndasmu etik yang menjadi perbincangan. Dia pun menjawab hal itu disampaikan dalam acara internal partai.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Beri Sumbangan Rp 15 Miliar ke Koperasi MDS

"Itu kan di dalam di antara keluarga, ya, kan, tetapi biasa orang Indonesia cari-cari, mau dibesar-besarkan. Itu di antara keluarga kita bicara, dan itu kan bicara orang Banyumas biasalah bicara-bicara seperti itu,” kata Prabowo.

Merespons ucapan Prabowo itu, pengamat politik Ray Rangkuti mengaku tidak terkejut dengan ucapan capres yang dikenal dengan sosok gemoy tersebut.

BACA JUGA: Prabowo-Gibran Bergerak Sehatkan Warga Cianjur

"Saya tidak terlalu terkejut akan hal ini. Bahwa sebagian politisi kita tidak memahami atau memandang penting moralitas dalam demokrasi. Bagi mereka, hal itu barang asing, ide yang terlalu sulit dipahami," kata Rangkuti ketika dihubungi wartawan, Minggu.

Dia menyebut kebanyakan politisi melihat demokrasi sebagai seperangkat aturan bukan norma. "Mereka saya sebut sebagai penganut paham demokrasi minimalis," kata dia.

Rangkuti mengatakan bahwa penganut paham demokrasi minimalis itu hanya kenal boleh atau tidak. Bukan baik atau buruk.

"Maka jika hukum menyatakan boleh, mereka akan melakukannya. Dan sebaliknya. Bahkan ketika hukum boleh itu tidak menunjang kebaikan bagi republik. Mereka yang menganut paham demokrasi minimalis umumnya hanya berpikir tentang dirinya. Apa yang baik baginya, bukan apa yang baik bagi kepentingan publik," kata dia.

Di sisi lain, Rangkuti juga menyoroti ucapan "ndasmu etik" dari Prabowo yang dinilai sebagai sebuah pernyataan yang berkonotasi negatif.

"Tentu sangat disayangkan sikap atau perilaku seperti ini muncul dari seorang calon presiden yang disebut-sebut lembaga survei sebagai calon pemenang bahkan dalam satu putaran," kata dia.

Prabowo sebelumnya ketika Pilpres 2019 sempat menjadi sorotan ketika menyinggung tampang Boyolali.

Pada Minggu 4 November 2018, Prabowo Subianto yang sedang berbicara di depan warga Boyolali, berpidato soal kemiskinan.

Prabowo lalu mengabsen tiga nama hotel bintang lima di Ibu Kota. Setelah itu, dia mengatakan bahwa ejaannya sulit hingga masyarakat saja tak mampu mengucapkannya. Prabowo lantas berseloroh bila audiensnya saat itu masuk hotel mewah, mereka akan diusir.

"Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya. Tampang kalian ya tampang Boyolali. Betul?" ujar Prabowo. Peserta kampanye terdengar tertawa. Lontaran kalimat ini menjadi kontroversi lantaran candaan Prabowo ditangkap sebagai kalimat yang tidak sopan. (cuy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Sebut Kaesang Sedang Bingung, Prabowo Jelas Antitesis Jokowi


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler