Daniel Mananta tak mau setengah-setengah dalam menggarap film perdananya. Dia menggandeng Mo Brother yang sukses dengan Rumah Dara-nya dalam penulisan skenario. Selain itu, dia menjalin kerjasama dengan sebuah rumah produksi Jepang dan Gareth Evans yang berhasil membawa The Raid ke Hollywood.
Pria berusia 31 tahun itu sengaja mengajak rumah produksi Jepang agar hasratnya go international kesampaian. Menurutnya, sineas dalam dan luar negeri memiliki taste berbeda dan dia mencoba memadukannya. ”Kita berhasil menggandeng rumah produksi dari Jepang untuk penulisan naskahnya. Naskahnya keren banget,” katanya ketika ditemui di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa malam (27/11).
Film bertajuk Killers garapannya itu akan dirilis 2014, serentak di Indonesia dan Jepang. Film itu menggunakan tiga bahasa sekaligus yakni Indonesia, Jepang dan Inggris. ”Di Jepang pakai bahasa Jepang, di Indonesia pakai bahasa Indonesia, dan ketika pembunuh Jepang ketemu pembunuh Indonesia, mereka pakai bahasa Inggris,” ungkapnya.
Meski bergenre psychological thriller dan bercerita tentang pembunuhan, Killers diakuinya tidak akan dipenuhi adegan kekerasan dan sadisme. Dia akan mengemasnya lebih soft. ”Nggak seperti Rumah Dara, yang sampai ada adegan motong-motong bagian tubuh. Ini (adegan) sadisnya sudah di-cut sebelum terjadi kejadian tersebut. Tetapi orang sudah bisa membayangkan kejadian tersebut,” terangnya.
Meski baru akan tayang 2014, proses syuting ternyata sudah rampung. Mengambil lokasi di Indonesia dan Negeri Sakura, syuting film itu memakan waktu 2,5 bulan. ”Pokoknya, ceritanya keren banget, pengambilan gambarnya juga keren banget. Jadi, film ini tentang sebuah pembunuhan, dimana pembunuh Jepang ketemu pembunuh Indonesia,” tuturnya.
Selain Indonesia dan Jepang, pemain sinetron I Love U Boss itu akan membawa Killers keliling dunia. Dia akan mengikutsertakannya dalam banyak festival film di berbagai negara di daratan Eropa, Amerika dan Asia semisal Korea Selatan dan Hong Kong. Jadi, filmnya itu akan dibawa keliling festival dulu sebelum diputar di bioskop tanah air.
”Doakan mudah-mudahan kita bisa tayang di Cannes Film Festival, karena film ini genrenya disukai orang-orang Eropa. Kita pengen mencoba jalan-jalan keliling dunia. Kita pengen banget mempromosikan film ini di luar Indonesia,” ujar lulusan Edith Cowan University, Perth, Australia itu.
Daniel enggan mengungkapkan dana yang digelontorkannya untuk pembuatan film itu. ”Soal itu nggak bisa diekspos. Kalau saya ekspos, dikira sombong. Biar itu menjadi rahasia dapur perusahaan saja,” ucapnya lantas tertawa. Tetapi yang pasti, sebagai produser tanggung jawabnya bukan sebatas mencari modal termasuk dari investor.
Dia harus mempertimbangkan banyak hal, semisal skenario sudah layak atau belum. ”Saya harus bisa melihat, apakah naskahnya bisa di-remake sehingga bisa tayang di luar Indonesia. Saya pengen banget (perfilman) Indonesia bagus di mata internasional. Saya pengen Indonesia ekspor produk yang berkualitas,” pungkasnya. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alika Resmi Hengkang dari Princess
Redaktur : Tim Redaksi