BIASA sepanggung bareng pelawak, bikin Julia Perez (Jupe) bersimpati terhadap kasus Olga. Ia setuju, kasus presenter DahSyat itu jadi koreksi dunia lawak. Tapi salah kalau menyudutkan habis para komedian.
“Ya, setiap orang pasti punya khilaf, termasuk pelawak. Mereka juga manusia. Jangan lebay deh. Aku bingung karena satu orang (Olga) tapi kok banyak dipanggil,” ucapnya.
Pemanggilan para pelawak untuk dimintai keterangan oleh KPI di mata Jupe agak salah kaprah. Teman hidup pesepakbola Gaston Castano ini merasa KPI sebagai bagian pemerintah malah bikin suram dunia lawak.
“Jadi pelawak susah loh. Tugasnya mancing tawa penonton. Eh, sekarang malah menuai kecaman. Jangan ujug-ujug dipanggil dong, lihat dulu alasannya. Kalau terus-terusan begini, masa depan dunia komedi kita nggak cerah. Bahkan madesu (masa depan suram),” terangnya. asumsinya.
Diakui pelantun Belah Duren ini, lawakan saat ini lagi ngetren dengan gaya slapstick (lawakan menjurus fisik). Sekilas memang agak kurang baik diterima masyarakat Indonesia yang kental budaya timurnya. Tapi kekurangan dan kesalahpahaman dari gaya lawak itu mestinya bisa didiskusikan oleh pihak yang keberatan dan terkait misalnya LSM atau KPI.
“Nggak semua pelawak berbakat bikin ketawa di awal. Kadang mereka harus main kasar, biar orang nyengir. Kalau perlu nyindir fisik, sampai pakai properti styrofoam buat gebuk-gebukan. Emang perlu dibenahi, tapi jangan dibatasi atau dicekal. Situasi gitu buat mereka susah,” pintanya.
Lagipula, lanjut Jupe, pelawak hanya mengikuti selera pasar. Saat rating acara komedi di TV naik, pelawak menganggap lawakan slapstick digemari masyarakat.
“Kita manusiawi kali, tertawa di atas penderitaan orang lain. Dengan mengatai atau memukul saja, banyak orang ketawa. Itu selera masyarakat dan gaya lawakannya sekarang. Para pelawak cuma nyocokin aja,” terang bintang film Pocong Minta Kawin itu. (RM/INS)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Michael Jordan Siap Nikah Lagi
Redaktur : Tim Redaksi