Dunia Usaha Harus Terus Hidup dengan Pola Baru

Kamis, 09 Juli 2020 – 23:29 WIB
Ilustrasi New Normal. Foto:Ardisa Barack/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Perempuan Jenggala Vicky Kartiwa menyebut pemulihan ekonomi di era new normal harus segera dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara dalam diskusi 'Ekonomi vs Kesehatan Era New Normal?’ pada Kamis (9/7).

BACA JUGA: Hadapi New Normal dengan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

“Dunia usaha harus terus hidup dengan membuat pola baru pada era new normal. Catatannya, tetap mengikuti protokoler kesehatan,” kata Vicky, Kamis.

Senada dengan Vicky, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan ekonomi dan kesehatan harus berjalan beriringan.

BACA JUGA: Sambut New Normal, Raffi Ahmad Mau Bagi-bagi Hadiah

Sebab, kata dia, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akan terjadi jika hanya berat pada dari sisi kesehatan. Melonjaknya PHK itu tentu menjadi beban lebih berat pemerintah.

“Banyaknya yang dirumahkan atau yang di-PHK, untuk mereka akan di-rehired (dipekerjakan) kembali mungkin enggak semuanya dalam keadaan new normal ini. Itu yang perlu diperhatikan juga," jelasnya.

BACA JUGA: New Normal, Bek Timnas Indonesia U-16 Merasa Aneh Saat Latihan

Dari sisi kesehatan, Praktisi Kesehatan yang juga Ketua Unit Donor Darah PMI Dokter Linda Lukitari W menjelaskan, bahwa di era new normal semua aktivitas manusia harus berubah. Terutama dalam pemeliharaan kesehatan.

"Masyarakat harus menanamkan kesadaran pribadi untuk menerapkan pola hidup sehat serta menjalankan protokoler kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," jelas dia dalam diskusi.

Sementara itu, mantan Menteri Keuangan yang juga Komisaris Utama PT Bank Mandiri Chatib Basri mengatakan untuk mengatasi dampak COVID-19 juga perlu adanya perlindungan sosial bagi masyarakat.

Dia bercerita, dalam menghadapi krisis pada 2008 pada kondisi ekonomi eksternal rusak, pemerintah membuat stimulus yang difokuskan kepada domestik.

Pemerintah menggunakan kebijakan fiskalnya untuk daya beli masyarakat dan juga memberikan potongan pajak terhadap industri.

"Sama halnya hari ini pemerintah dalam memulihkan ekonomi di era new normal haruslah menggunkan banyak opsi, termasuk meningkatkan penjaminan terhadap UMKM baik kecil maupun menegah," jelas dia juga dalam diskusi.

Dari aspek sosial, Akedimisi UI Imam Prasodjo menyebut setelah pandemi COVID-19 siapa pun yang bertahan akan menghuni dunia yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dunia baru dengan cara hidup yang baru dengan pengawasan totaliter dalam penerapan protokoler dan solidaritas.

"Yang bertahan dari corona akan mengalami hal itu," jelas Imam.

Dewan Penasihat Jenggala Center, Iskandar Mandji mendorong pemerintah untuk serius dalam pembuatan kebijakan terkait penangan Covid-19.

“Kita semua tahu bahwa pandemi COVID-19 adalah permasalahan yang membutuhkan jalan keluar serius, pemerintah tidak boleh maju mundur dalam hal ini. Perlu penetapan kebijakan yang optimal,” beber dia juga dalam diskusi.

Ketua Umum Jenggala Center Ibnu Munzir menilai, skenario new normal merupakan salah satu langkah bijakan pemerintah dalam membangkitkan roda ekonomi sekaligus pemulihan kesehatan masyarakat yang terdampak Covid-19. Sehingga kedepan tidak ada lagi memperdebatkan mana yang aharua didahulukan antara ekonomi dan kesehatan.

“Dalam Pandemi Covid-19, tidak lagi terjadi dilema," kata Ibnu menutup diksusi.(mg10/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler