jpnn.com, JAKARTA - Permasalahan bisnis adalah satu hal yang membuat 15 klub Liga 1 2017 menjerit sampai mereka mengancam mogok berkompetisi.
Namun, setelah pertemuan di Jakarta antara klub dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB), Selasa (10/10) siang sampai malam, emosi klub pun mulai mereda.
BACA JUGA: Umuh Cari Orang yang Bilang Persib Dianakemaskan
"Semuanya sudah clear, apa saja yang clear? semua clear masalah pendanaan Rp 7,5 miliar yang dibagikan 7,5 miliar itu perklub," katanya, usai pertemuan.
Edy merinci, pembagian uang tersebut juga berjalan dengan lancar sejauh ini, mulai dari Rp 1 miliar di awal kompetisi, habis itu Rp 514 juta perbulan, dan nanti Rp 1 miliar terakhir di akhir liga 1 untuk masing-masing klub.
BACA JUGA: PT LIB dan Peserta Liga 1 Bertemu Tanpa Tiga Klub Ini
Selain itu, masalah bisnis lainnya adalah terkait rating televisi. Menurut Edy, untuk rating bukan PSSI ataupun PT LIB yang menyalahi komitmen, tapi kembali ke televisi sendiri.
"Rating televisi yang menyalahi (komitmen) televisi dong!. Yang menjadwalkan itu kan tergantung TV. TV-nya ini TVOne. Lantas dasar rating itulah, tv one itu bisnis, dia butuh penonton banyak dari hasil rating," tuturnya.
BACA JUGA: Gatot Belum Restui Pangkostrad Ikut Pilgub Sumut
Siapa saja klub yang memiliki rating tinggi di kompetisi Liga 1 2017, Edy hanya menyebut beberapa klub yang tertinggi dan satu tim terendah.
"Rating yang tertinggi adalah persib, yang kedua Arema, yang ketiga persija, keempat Bali United, PS TNI yang ke 15, jadi jauh PS TNI gak ribut dia," papar Edy. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Edy Rahmayadi Lebih Berpeluang Diusung PAN
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad