jpnn.com, JAKARTA - Stiker Timnas Indonesia U-19 Egy Maulana Vikri menjadi idola baru dan buah bibir sepanjang Piala AFF U-18 2017 berlangsung di Yangon, Myanmar.
Meski hanya meraih peringkat ketiga, Indonesia dengan sosok Egy Maulana Vikri menjadi pembicaraan.
BACA JUGA: Jadi Top Skorer Piala AFF U-18, Egy Tak Lupa sama M Riyandi
Pemain bernomor punggung 10 yang dikenal karena kecepatan, kelincahan serta visi bermain dan kuat di kaki kirinya tersebut, cukup membuat pemain belakang lawan keteteran.
Dia juga menjadi topskorer Piala AFF dengan torehan delapan golnya.
BACA JUGA: Kalah Besar, Begini Kata Pelatih Myanmar
Melihat potensi Egy dan banyaknya klub dalam negeri yang berminat untuk merekrutnya, pengamat sepak bola Akmal Marhali memberikan petuah untuk pemain yang masih bersekolah di Sekolah Olahraga Ragunan, yang dikelola oleh Kemenpora tersebut.
"Sebaiknya Egy jangan main di Liga Indonesia," ucapnya mengawali pembicaraan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (25/9) siang.
BACA JUGA: Egy Maulana Vikri Memang Sangat Berpengaruh
Akmal menyebut, Liga Indonesia itu ibarat sebuah kolam. Tapi, saat ini kondisinya sedang tidak bagus, sedang kotor dan tak baik untuk ikan yang sedang tumbuh untuk berenang.
"Kolamnya (Liga Indonesia) masih sangat kotor. Bibit potensial bila bermain di kolam yang kotor, bisa-bisa bukan tambah besar tapi malam sakit," ungkap dia.
Dia mengakui bahwa sudah mendengar kabar adanya ketertarikan beberapa klub dari luar negeri yang menginginkan Egy untuk bergabung. Dia pun berharap, Egy menerima tawaran itu.
"Egy lebih baik bermain di kompetisi luar negeri untuk meningkatkan kemampuannya sekaligus menimba ilmu dan menambah pengalamannya," tegas dia.
Egy sebelumnya dikaitkan dengan beberapa klub asal Australia dan Thailand yang berminat untuk merekrutnya. Selain dari Asia Tenggara, ada juga klub asal Eropa, yang telah memantau Egy sejak ajang Gothia Cup lalu dan meminta dirinya bergabung. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Susunan Pemain Indonesia Vs Myanmar
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad