jpnn.com - Eiffel I’m in Love 2 sudah memancang tanggal ’’cantik’’ untuk rilis. Yakni, pada Valentine’s Day 14 Februari mendatang. Meneruskan kisah cinta Tita dan Adit yang kembali diperankan Shandy Aulia dan Samuel Rizal.
Kisahnya melanjutkan perjalanan cinta mereka yang lucu tapi problematik, yang sebenarnya sudah happy ending di Eiffel I’m in Love.
BACA JUGA: Eiffel..Iâm in Love 2 Habiskan Biaya Belasan Miliar?
Pada film kedua, ceritanya, Tita dan Adit menjalani LDR (long distance relationship). Adit di Paris, Tita di Jakarta. Setelah 12 tahun berpacaran, Tita galau karena Adit tak kunjung melamarnya.
Untuk menjawab rasa gelisah dan penasarannya, Tita menyusul ke Paris. Menurut sutradara Rizal Mantovani, problem yang dihadapi pasangan itu sering ditemukan di masyarakat.
BACA JUGA: Widi Mulia Rayakan Valentine Bareng Siapa Ya?
Loncatan waktu 12 tahun tentu membuat karakter Adit dan Tita mengalami perubahan. Rizal meminta Shandy-Samuel mencari kembali karakter Tita dan Adit yang dulu, lalu membuatnya lebih dewasa.
’’Di film kedua ini, Tita lebih wise dalam menghadapi masalah yang complicated,’’ ungkap Shandy saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos Jakarta pada Kamis (25/1).
BACA JUGA: Ya Allah Tuhan YME...Ratusan Jomblo Tertipu Valentine
Begitu ditawari untuk kembali memerankan Tita, Shandy langsung mau. Shandy jatuh cinta dengan karakter yang dimainkannya maupun cerita film. Saat membaca naskah sekuel tersebut, Shandy langsung merasa klik.
Eiffel I’m in Love sangat berkesan bagi Shandy. Itu adalah film perdananya sebagai aktris yang membuka jalan ke dunia hiburan tanah air saat usianya masih sangat muda.
’’Ada nostalgic feeling-nya main jadi Tita lagi,’’ ucap perempuan 30 tahun itu.
Agar bisa kembali menghidupkan karakter Tita dan membangun chemistry dengan Samuel, Shandy sangat intens dalam proses reading. Reading berlangsung enam bulan.
Selama itu, Rizal, Shandy, Samuel, serta cast lainnya tidak hanya menghafal dialog, tapi juga menggali emosi dan interpretasi naskah.
Meski lebih wise dan dewasa, ada sifat-sifat lama Tita yang dipertahankan. Yakni, polos, naif, dan sedikit childish. Bahkan, orang tua Tita yang diperankan Helmy Yahya dan Hilda Arifin diceritakan masih protektif.
’’Penonton yang dulu kan sudah dewasa. Jadi, nostalgianya dapat, kebaruannya juga dapat,’’ kata Shandy.
Demi sisi nostalgia tersebut, interaksi Tita dengan Adit dibikin dalam nuansa yang sama. Penuh dengan dialog polos dan menggemaskan, tapi tetap romantis.
Semua itu dimaksudkan agar penonton film pertama (yang kini sudah 30 something) tetap bersedia pergi ke bioskop. Studio tentu ingin mengulang kesuksesan Eiffel I’m in Love yang menarik 2,6 juta penonton pada masanya.
Produser Sunil Soraya mengakui, ada tantangan tersendiri saat merilis sekuel yang berselang nyaris 15 tahun dari film pertama.
Yakni, bagaimana menggandeng fans film pertama agar tertarik dengan ceritanya, serta tetap penasaran dengan kelanjutan kisah cinta Tita dan Adit. Karena itu, selama penulisan naskah, Sunil sangat strict agar orisinalitas film terjaga.
Yang bikin Sunil optimistis, fans jugalah yang kerap meminta dirinya membuat sekuel. Terlebih, setelah 14 tahun, banyak cerita yang bisa dieksplorasi dan ditawarkan kepada penonton.
’’Kami sudah persiapkan agar film ini tetap relatable dengan kondisi penonton sekarang,’’ tutur Sunil.
Selain mempertahankan unsur lama, pihaknya memasukkan beberapa hal baru agar film lebih segar. Salah satunya, memunculkan karakter baru.
Karakter yang masih dirahasiakan itu akan memberikan warna dalam cerita cinta Tita dan Adit. (len/c18/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa Mau? Valentine Makan Serangga
Redaktur & Reporter : Adil